Senin, 21 Januari 2019

Reminisensi Guru (Behind The Scene)


Guru adalah profesi tak terbatas waktu. Bahkan ketika sang guru sudah tiada. Doa pun mengalir untuknya. Kebaikan sang guru akan terus diingat oleh para murid. Dulu mungkin mereka pernah bandel atau menyakiti hati sang guru. Namun, seiring perjalanan waktu, kemarahan dan omelan guru menjadi sesuatu yang sangat rindu.

Berawal dari rasa kangen kepada guru terciptalah Reminisensi Guru. Event menulis yang seharusnya selesai pas hari Guru 25 November 2018. Sayangnya ada beberapa kendala teknis, sehingga buku tersebut baru bisa terbit di bulan Januari 2019.

Proses Pengumpulan Naskah
Menuliskan cerita sang guru memang tidak mudah. Ada emosi yang bermain. Sehingga, proses penyusunan naskah pun menjadi molor dari rencana semula. Apalagi banyaknya event yang berbarengan.

Kontributor

Para kontributor buku ini adalah alumni Kelas Sehari Satu Paragraf Maret, April, Juli, dan Oktober. Selain itu ada beberapa orang yang sengaja ikut menulis karena ajakan penulis buku ini. Latar belakang para penulis pun beragam. Ada guru, novelis, pebisnis, editor, karyawan swasta, dan sebagainya.
Ada 14 kontributor yang ikut menyumbangkan cerita tentang gurunya. Ada guru SD, SMP, SMA, dan guru mengaji. Ada juga yang menyoroti tentang pendidikan untuk murid berkebutuhan khusus (refleksi guru yang mengajar di Sekolah Berkebutuhan Khusus). Beragamnya cerita membuat buku ini menarik untuk dibaca.

Pemilihan Cover Buku

Pemilihan cover buku memakan waktu sekitar seminggu. Menyamakan persepsi banyak kepala memang membutuhkan proses. Termasuk pemilihan warna.

Pada akhirnya semua proses selesai. Tinggal menunggu buku selesai dicetak dan dikirim ke kontributor. Sebagai founder Kelas Sehari Satu Paragraf rasanya senang dan bahagia. Empat buku sudah terbit. Sebentar lagi kelas ini berusia setahun. Semoga kelas kecil ini bisa memberikan warna dan memperkaya khazanah literasi di Indonesia.
#ODOP #estrilook  #day19
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis,

#day6

0 komentar:

Posting Komentar