This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 27 Februari 2019

Bahagia Mempunyai Soulmate Sejiwa

koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah

Bicara soal soulmate bikin aku tersenyum manis. Apalagi mengingat pertemuan pertama kami yang luar biasa. Semua seperti sudah diatur oleh-Nya. Proses kilat dan langsung menuju akad. Saat itu yang ada dalam pikiranku adalah ini yang terbaik dari Allah.
Sekian bulan bersama pasti ada yang berbeda. Kami masih tahap saling memahami dan terus belajar menjadi pasangan yang sehati. Terkadang kalimat alay terlontar. Sekadar membangun chemistry dan menyamakan visi misi. Aku yang serius dengan suami yang doyan bercanda.
Seperti status hari ini. Aku sedang mengetik naskah ketika ia bilang kalimat yang bikin aku tersenyum.

status di facebook tanggal 27 Februari 2019

Tahu berapa yang menyukai status alay yang kuposting di facebook hari ini? 70 orang. Ini rekor pertama menulis status alay dan dikomentari banyak orang. Biasanya statusku serius dan jarang bikin baper orang. Terima kasih yang sudah berkomentar, termasuk cikgu Artha Julie Nava.
Cerita di balik kalimat itu sebenarnya aku lagi suntuk dengan naskah buku solo yang memerlukan konsentrasi penuh. Ini pertama kali menulis buku serius dan menggunakan referensi buku yang tidak sedikit. Aku beruntung karena mempunyai koleksi buku yang lengkap untuk naskah buku solo ketiga ini.
Alhamdulillah. Puji syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan  suami yang luar biasa. Ia mendukung karir menulisku. Dari mencarikan referensi, menulis tulisan Arab, menerjemahkan referensi, dan teman diskusi yang menyenangkan.

Kebetulan aku dan suami sama-sama suka menulis dan membaca buku, Setelah sekian tahun vakum, beliau mau menulis lagi. Ada dua buku antologi  yang sudah ditulis tahun lalu yakni 888 Quotes Kebaikan dan Reminisensi Guru. Sampai sekarang masih banyak teman suami yang menyangsikan kemampuan menulisnya.

Mempunyai pasangan sevisi misi itu asyik. Kami biasa berdiskusi dan saling melengkapi. Apalagi kalau sudah membahas kitab kuning. Bisa berjam-jam diskusinya. Beliau juga tidak protes ketika aku harus menyelesaikan naskah hingga larut atau sedang Blog Walking (BW). Maka nikmat manakah yang kaudustakan?
Bersyukur dan berdoa agar cinta kami abadi. Seperti lagu Fatur Selalu Untuk Selamanya.
Bersandar di pelukmu
Menatap di matamu
Apakah kauragu padaku
Kini aku ragu padamu

Reff
Adakah cinta yang tulus kepadaku
Adakah cinta yang tak pernah berakhir
Adakah cinta yang tulus kepadakau
Adakah cinta yang tak pernah berakhir
Selalu untuk selamanya

Termenung di keningmu
Basah di matamu
Apakah itu caramu
Untuk membuktikaancintamu

Sesungguhnya dirimu di hatiku
Dan diriku di hatimu
Walau ada ragu yang membara
Ragu yang harus kaujawab
Oo uu aaha
Back to reff
Ini link youtubenya https://www.youtube.com/watch?v=i8yoFpqG0yU

Mau baper lagi? Melodi Cinta, Love Behind The Scene, dan Jejak Cinta Separuh Jiwa. Ketiga buku membahas tentang cinta dengan segala rasanya. Penasaran seperti apa isinya? Langsung saja baca.  Bagi yang belum punya, bisa order kepadaku, di wa.me/6285820123217. 

Undaan Kidul, Kudus, 27 Februari 2019

#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day33
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day15


Sumber foto
Koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah
Youtube.com
facebook.com






Selasa, 26 Februari 2019

Lagu Cinta Nyanyian Suara Hati

koleksi: Fuatuttaqwiyah

             Bicara lagu cinta jadi mengingat zaman awal aku dan suami menyatukan hati. Kalau ingat jadi tersenyum sendiri. Masa penantian menjelang pernikahan suami sering kirim lagu cinta. Selain bait-bait cinta di pesan Whatsapp yang rencananya mau dibukukan. Saat ini sedang proses editing. Nantikan saja dokumentasi nada-nada cinta kami. Mohon doa semoga dimudahkan dan dilancarkan proses terbitnya. Amin. 
Kembali ke lagu cinta. Aku sampai mencari di pesan WA. Menelusuri jejak beberapa bulan lalu. Hasilnya adalah lagu Inka Christie berjudul Nyanyian Suara Hati. Seringnya aku mendengar lagu ini malam hari. Komunikasi kami selama masa penantian memang intensif di malam hari. Maklum sebagai pengajar, seharian aku sibuk di sekolah. Bahkan sore pun aku masih mengajar privat. Malam pun kadang aku ada kelas daring.
Kutulis naskah ini dengan ditemani suara Inka Christie menyanyikan lagu favoritku dan suami. Ketika itu memang banyak yang menyangsikan cinta kami. Di antara doa-doa yang mengangkasa, ada juga yang meragukan niat baik kami. Kekuatan doa dan batin yang berserah kepada Allah itu menjadi modal utama kami melewati semuanya.

Alhamdulillah, cinta kami akhirnya menang. Kami bisa menikah dan menjalani pernikahan yang bahagia. Usia pernikahan kami memang masih dalam hitungan bulan, masih harus banyak belajar. Memahami pasangan memang tidak mudah. Aku harus belajar memahami suami dengan karakternya yang unik. Begitu juga suami. Memahami karakterku yang tidak bisa diam.
Satu hal yang kusyukuri suami mendukung karir literasiku. Beliau tidak pernah protes ketika aku harus di depan laptop untuk durasi yang lama. Malah beliau sering membantuku mencari referensi tulisan. Aku sangat beruntung mendapatkan pasangan yang tidak neko-neko. Maka nikmat manakah yang kaudustakan?
Ini lirik lagu Nyanyian Suara Hati yang bikin baper menurutku.
Biar mereka bicara
Tentang diriku kekasih 
Namun rindu hati  ini
Hanya untukmu
Biar petir menggelegar
Biar pun bumi bergoncang
Takkan goyah
Cinta ini hanya untuk dirimu
Cintaku bagai samudera
Bergelombang di lautan luas
Haruskah aku bersumpah
Demi Tuhan
Sambutlah matahari
Hangatkan diri ini
Cintaku dan cintamu tak terpisahkan
Nyanyian suara hati
Bergelora di dada
Biarkan mereka bicara
CInta kita satu
Ini link youtubernya
Kalau mau lebih baper baca buku Melodi Cinta (bukan promosi, tetapi usaha biar bukuku laris manis).


Undaan Kidul, Kudus, 26 Februari 2019
 sumber foto:
koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day31
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining




Senin, 25 Februari 2019

Jas Hujan Dina



“Dina, jas hujannya jangan lupa dibawa, ya!” kata Mama kepada Dina yang akan berangkat ke sekolah.
“Iya, Ma,” jawab Dina sambil cemberut. Mama tidak tahu kalau aku itu malas membawa jas hujan. Tasku menjadi berat. Teman-temanku juga tidak ada yang bawa. Jas hujannya kutinggal saja.
Dina pun meletakkan kembali jas hujan di rak bukunya.
“Ma, Dina pamit, ya,” kata Dina sambil mencium tangan mama.
Di sekolah Dina mengikuti pelajaran dengan setengah hati. Ia masih teringat dengan jas hujan yang sengaja ditinggalkan di rumah. Bagaimana kalau mama tahu?
Ketika Dina mau pulang ke rumah, hujan turun tiba-tiba.
“Ya hujan,” kata Dina kepada Dewi.
“Kenapa?” tanya Dewi.
“Aku tidak bawa jas hujan. Kukira hari ini panas,” jawab Dina.
“Sama. Aku juga tidak bawa jas hujan. Kita tunggu saja sampai hujan reda,” kata Dewi.
Semua murid satu per satu sudah pada pulang. Dewi baru saja dijemput mamanya. Tinggallah Dina seorang diri di sekolah.
“Dina belum pulang?” tanya Pak Mitro penjaga sekolah.
“Belum, Pak. Dina menunggu hujan reda,” jawab Dina sambil tangannya bersedekap. Hawa dingin mulai masuk ke tubuhnya.
“Tunggu di ruang bapak saja,” perintah Pak Mitro. Semua pintu kelas memang sudah dikunci. Dina menunggu di luar kelas.
“Iya, Pak.” Dina pun segera ke ruang Pak Mitro. Ruang Pak Mitro terletak di dekat gerbang sekolah. Ada pintu dan jendela yang bisa ditutup sehingga air tidak masuk. Dina pun memilih duduk di ruangan itu. Matanya melihat jam di dinding. Sudah satu jam hujan masih belum reda. Apa aku nekad menerobos hujan? Mama pasti akan marah kalau aku melakukan itu. Apalagi bukuku bisa basah.
Perut Dina berbunyi. Pertanda Dina mulai lapar. Bekal tadi pagi sudah habis. Uang sakunya pun sudah habis untuk jajan. Ya Allah, semoga hujan segera reda. Dina berdoa dalam hati.
Hujan masih turun rintik-rintik ketika Dina memutuskan untuk pulang. Pak Mitro berusaha mencegahnya. Namun, Dina tetap nekad pulang.
“Assalamualaikum, Dina pulang,” ucap Dina ketika sudah sampai rumahnya.
“Lho kok baju Dina basah semua? Bukannya tadi pagi Mama minta Dina membawa jas hujan?” tanya Mama saat Dina mencium tangannya.
“Maafkan Dina, Ma. Tadi jas hujannya Dina tinggal.” Dina langsung menundukkan kepala. Ia tidak berani melihat Mamanya.
Mama hanya mampu mengelus dada.
“Dina menyesal tidak menuruti Mama. Kalau Dina tadi bawa jas hujan, mungkin sudah pulang dari tadi,” cerita Dina.
“Kenapa tidak menunggu hujan reda?” tanya Mama.
“Dina kedinginan dan kelaparan. Makanya Dina lari menerobos hujan,” jawab Dina.
Mama memeriksa tubuh Dina yang mulai menggigil.
“Sekarang Dina mandi, kemudian makan, tetapi siapkan sendiri. Sayurannya tinggal dipanaskan,” perintah Mama.
“Iya, Ma. Terima kasih tidak memarahi Dina,” kata Dina.
“Mau marah bagaimana? Dina sudah basah kuyup begitu. Nanti bisa sakit kalau tidak segera mandi.”
“Maafkan Dina,” kata Dina sambil mencium tangan Mama.
“Selesai mandi, jangan lupa masukkan jas hujan ke dalam tas,” perintah Mama.
“Iya, Ma,” jawab Dina.
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day31
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day13
Sumber foto: pixabay.com

                                                              


Jumat, 22 Februari 2019

Ragam Tulisan yang Menjadi Pilihanku


Buku solo perdana

Menulis Apa?
Wah sudah hari kedua di kelas Indscript for Wrting Class. Seperti biasa membuat pagiku kian berwarna. Sudah banyak peserta yang setor tugas begitu the Indari memberikan tugas. Kali ini tentang jenis tulisan yang kupilih. Kalau disuruh menulis, pasti banyak. Setidaknya ada delapan pilihan jenis tulisan, yaitu:

1.       Artikel
Tulisan artikelku memang belum banyak. Menulis artikel memang mempunyai keasyikan tersendiri. Apalagi kalau dibayar. Beberapa kali aku mengerjakan artikel pesanan orang. Alhamdulillah rata-rata pemberi job puas dengan tulisanku. Kalau mau lihat sebagian tulisanku ada di Emak pintar, blogku eladiba.blogspot.com, status Facebook, dan pernah juga juara lomba artikel cagar alam kemendikbud 2018.
Buku solo kedua


2.       Novel
Masih dalam proses penyelesaian naskah. Sudah 50% selesai. Doakan selesai ya. Amin. Bisa juga kunjungi wattpadku: @aqwiyah ada Cinta di Ujung Asa dan beberapa cerita lain.

3.       Content Writer
Kalau ini beberapa kali juga aku diminta menuliskan artikel untuk sebuah website. Dulu juga pernah menjadi pimpinan redaksi di salah satu sekolah di Aceh. Sekarang aku penulis lepas yang bekerja kalau ada yang memberi job.

4.       Blogger
Aku punya blog sejak 2012. Waktu itu dibuatkan oleh salah satu murid menulisku. Sampai sekarang blognya masih ada. Alhamdulillah mulai diisi lagi. Kalau mau melihat tulisanku silakan kunjungi eladiba.blogspot.com

5.       Resensor
Hobi membaca buku dan menulis buku membuatku punya buku banyak. Oleh karenanya aku sering menuliskan resensi buku yang kutulis maupun buku orang lain. Minimal seminggu sekali kutulis cerita buku. Kalau mau melihat sebagian review bukuku silakan kunjungi eladiba.blogspot.com.

6.       Penulis Buku
Dari awal menulis aku memang lebih suka menulis buku. Di samping karyanya abadi dan terdokumentasi dengan baik, namaku pun dikenal sebagai penulis. Kalau di website, sewaktu-waktu tutup atau ditutup aku tidak punya pertinggal lagi.
Buku yang kutulis hingga saat ini ada dua buku solo dan 115 antologi dengan berbagai jenis tulisan. Ada puisi, cerpen, esai, artikel, pengalaman hidup, kisah inspiratif, cerita anak, ensiklopedia, dan lain sebagainya. Aku memang suka berpindah jalur. Kulakukan semata untuk menaikkan kemampuan menulisku.


7.       Copy Writer
Ini profesi baru yang kujalani. Aku masih dalam tahap belajar.

8.       Jurnalis
Dulu aku pernah belajar jurnalistik. Kemampuan ini ternyata berguna ketika aku harus menulis reportase dan kegiatan yang kuikuti. Memang aku belum tergabung dengan media daring mana pun, karena lebih suka kerja sendiri.

Untuk saat ini target ikut Indscript for Writing Skills adalah menyelesaikan buku non fiksi tentang pendidikan anak usia dini, novel inspiratif, dan antologi puisi. Semoga bisa tercapai. Amin.

Undaan Kidul, 22 Februari 2019
#Indscriptwritingskills
#calonpenulisbestseller




Kamis, 21 Februari 2019

Hidup Teratur dengan Daily Activities for Mom

Daily Activities for Mom
sumber: Indscript

Hari ini kegiatanku berkisar menyelesaikan beberapa naskah tulisan. Sayangnya listrik dari pagi padam. File penting semua di laptop. Kondisi baterai pun sedang tidak bersahabat. Mau nulis banyak tanggung. Jadinya nulis di buku tulis. Corat coret outline buat buku Ramadan nanti. Apa yang terlintas di kepala, tulis saja. Sambil memikirkan referensi yang bisa dicari.
Listrik mati, tidak boleh mati gaya. Buku tulis pun menjadi andlaan. Sambil membereskan stok buku yang masih ada. Kalau ditanya pembeli bisa menjawab. Semua buku yang kutulis, selain arsip, ada beberapa yang kustok. Mengapa kulakukan ini? Biar gampang saja. Kalau membutuhkan buku tersebut, tinggal kirim ke pembeli. 
Sumber: koleksi Fuatuttaqwiyah

Tadi juga sempat otak atik Daily Activities for Mom. Itu board buat kegiatan harian. Board itu bantu banget buat aku yang pelupa atau terkadang terlena dengan media sosial. Kalau tidak ditulis, bisa-isa seluruh hidupku di depan gawai. Padahal kan aku harus nulis buku juga. Buku solo ketiga masih mangkrak. Padahal sudah 75% selesai.
Ada jadwal yang harus kuubah. Terutama jam pagi dan siang. Kalau malam memang buat nulis dan mengaji. Jadi sebelum tidur kusempatkan mengaji. Biar tetap teringat ketika bangun. Menulis juga kusempatkan biar blog terisi. Sudah lama sejak sakit, aktivitas banyak yang terlewat. Sekarang lebih diatur lagi waktunya. Sehingga tidak ada yang berlebihan. Cukup sakit kemarin menjadi pelajaran berharga dalam hidup.
Isi Daily Activities for Mom
1.       Kegiatan Harian
Ada dua yang ditulis. Waktu dan deskripsi aktivitas. Aku mulai kegiatan dari pukul 02.00 WIB dan berakhir pukul 22.00 WIB. Meskipun ini bisa fleksibel. Terkadang aku tidur melebihi waktu karena dead line tulisan. Sekarang berusaha untuk tepat waktu karena tidak mau sakit lagi.
2.       Kegiatan Pagi, Siang, Sore, dan Malam
Untuk kegiatan ini kuisi dengan hal yang penting saja. Misalnya, pagi target menulis lima halaman atau satu baba. Siang dua halaman, sore dua halaman, dan malam satu bab. Atau kegiatan membaca dan riset. Sementara itu yang kulakukan. Sekali lagi ini fleksibel juga.
3.       Kegiatan Per Hari
Di sini aku menulis kegiatan promo atau kelas daring baik sebagai peserta atau pemateri. Seperti beberapa hari ke depan ikut kelas Indscript for Writing Skills, otomatis semua alokasi waktu sebagian besar tersedot di kelas. Aku jarang ikut kelas barengan. Apalagi untuk durasi yang lama. Mending satu per satu kelas selesai. Baru ikut kelas baru lagi. Maklum ada target yang harus kukejar. Salah satunya buku solo ketiga.
Sumber; Indscript

4.       Bentuk Daily Activities for Mom
Pas dimasukkan di tas. Board ini memang didesain pas di tas. Biar bisa dibawa ke mana-mana.
5.       Bisa Dihapus
Seperti hari ini. Aku menghapus kegiatan yang tidak penting. Ada pulpen yang memang bisa dihapus. Sehingga ketika bosan atau ingin ganti kegiatan tidak perlu ganti board.
6.       Bisa Untuk Remaja dan Anak-anak
Meskipun board ini dirancang untuk para ibu, anak-anak, dan remaja bisa kok menggunakannnya. Malah mereka nanti akan terbiasa disiplin dari kecil.
Sudah dulu ya. Itu kegiatan harianku saat ini. Nanti kusambung lagi dengan cerita yang lain.
#NubarSumatera #ChallengeMenulis #Day29
#NdereLiterasi #SehariSatuParagraf #EladibaTraining #Day12
#Setip #EstrilookCommunity #Day2
Sumber Foto: 
Indscript
Koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah



Kamis, 14 Februari 2019

Tips Manajemen File di Laptop


Setiap hari pasti ada informasi yang masuk atau ditulis di laptop. Bahkan tidak hanya satu informasi, bisa lima sampai sepuluh file bagi penulis yang sudah professional. Dalam satu bulan bisa dibayangkan betapa banyaknya file yang masuk. Tentu hal ini akan membuat bingung bila tidak dibuatkan folder khusus.

Sebagian besar orang menyepelekan manajemen file. Mereka beranggapan bukan hal yang penting. Sementara sebagian yang lain menganggap karyanya masih sedikit. Sehingga, mereka menganggap hal ini tidak penting. Bukankah semakin sedikit lebih mudah mengaturnya?

Beruntung saya di awal terjun di dunia menulis, mendapatkan pelatihan bagaimana membuat manajemen file yang sistematis. Waktu itu tanpa sengaja mengikuti pelatihan menulis berbayar di dekat rumah. Guru saya adalah mbak Reni. Beliau membagikan tips membuat file kedalam beberapa folder seperti bank naskah, bank judul, dan bank sampah. Wah lengkap, kan?

Saya memodifikasi ilmu dari beliau. Dibawah ini adalah cara saya membagi folder di laptop, biar lebih mudah mencarinya.

1.      Semua File Penting Disimpan di local disk D
Saya melakukan ini untuk menghindari hilangnya file. Kehilangan file pernah saya alami. Itu di awal saya mengajar di BSD Kota Tangerang Selatan. File itu belum sempat saya tonton. Hasil karya anak murid ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Seperti diketahui bila disimpan di local disk C, bila laptop rusak dan harus diinstal ulang semua file akan hilang. Namun, bila disimpan di local disk D tidak hilang.

2.      Membuat Folder Baru di local disk D
Biasanya saya membagi file sesuai dengan bentuknya. Misalnya foto tulisan, video bahan tulisan. Setiap folder saya bagi lagi ke dalam tahun. Jadi foto tahun 2018, video 2017, dan sebagainya.

3.      Membuat Bank Naskah
Di bank naskah saya membagi menjadi beberapa folder tahunan seperti 2019, 2018. Dari folder tahun dibagi lagi menjadi beberapa folder sesuai bentuk tulisan. Di laptop saya tulisannya artikel 2019, cernak 2019, puisi 2019.

4.      Membuat Bank Ide.
Bank ide adalah semua ide tulisan yang ingin ditulis bisa berupa judul, cuplikan quotes, curhatan, dan sebagainya. Gunanya bank ide adalah mengumpulkan setiap ide yang melintas agar tidak hilang.

5.      Membuat Catatan Naskah
Catatan naskah adalah tempat naskah bermuara sementara. Setiap naskah yang terkirim ke media atau penerbit sebaiknya dicatat agar bisa dilacak keberadaannya. Isi file adalah judul naskah, tanggal pengiriman naskah, status naskah bisa dipilih menunggu atau ditolak kalau sudah pasti, dan tenggang waktu untuk menanyakan naskah.

Demikian tips singkat membuat manajemen file di laptop. Semoga bermanfaat.

Undaan Kidul, 14 Februari 2019
#NubarSumatera #ChallengeMenulis #day24
#NderesLiterasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day7
#Setip #Estrilookcommunity #Day2
 sumber tulisan: penulis
sumber gambar: pixabay.com