“Dina, jas hujannya jangan lupa dibawa, ya!” kata Mama
kepada Dina yang akan berangkat ke sekolah.
“Iya, Ma,” jawab Dina sambil cemberut. Mama tidak
tahu kalau aku itu malas membawa jas hujan. Tasku menjadi berat. Teman-temanku
juga tidak ada yang bawa. Jas hujannya kutinggal saja.
Dina pun meletakkan kembali jas hujan di rak bukunya.
“Ma, Dina pamit, ya,” kata Dina sambil mencium tangan
mama.
Di sekolah Dina mengikuti pelajaran dengan setengah
hati. Ia masih teringat dengan jas hujan yang sengaja ditinggalkan di rumah. Bagaimana
kalau mama tahu?
Ketika Dina mau pulang ke rumah, hujan turun
tiba-tiba.
“Ya hujan,” kata Dina kepada Dewi.
“Kenapa?” tanya Dewi.
“Aku tidak bawa jas hujan. Kukira hari ini panas,”
jawab Dina.
“Sama. Aku juga tidak bawa jas hujan. Kita tunggu saja
sampai hujan reda,” kata Dewi.
Semua murid satu per satu sudah pada pulang. Dewi baru
saja dijemput mamanya. Tinggallah Dina seorang diri di sekolah.
“Dina belum pulang?” tanya Pak Mitro penjaga sekolah.
“Belum, Pak. Dina menunggu hujan reda,” jawab Dina
sambil tangannya bersedekap. Hawa dingin mulai masuk ke tubuhnya.
“Tunggu di ruang bapak saja,” perintah Pak Mitro.
Semua pintu kelas memang sudah dikunci. Dina menunggu di luar kelas.
“Iya, Pak.” Dina pun segera ke ruang Pak Mitro. Ruang
Pak Mitro terletak di dekat gerbang sekolah. Ada pintu dan jendela yang bisa
ditutup sehingga air tidak masuk. Dina pun memilih duduk di ruangan itu.
Matanya melihat jam di dinding. Sudah satu jam hujan masih belum reda. Apa
aku nekad menerobos hujan? Mama pasti akan marah kalau aku melakukan itu.
Apalagi bukuku bisa basah.
Perut Dina berbunyi. Pertanda Dina mulai lapar. Bekal
tadi pagi sudah habis. Uang sakunya pun sudah habis untuk jajan. Ya Allah,
semoga hujan segera reda. Dina berdoa dalam hati.
Hujan masih turun rintik-rintik ketika Dina memutuskan
untuk pulang. Pak Mitro berusaha mencegahnya. Namun, Dina tetap nekad pulang.
“Assalamualaikum, Dina pulang,” ucap Dina ketika sudah
sampai rumahnya.
“Lho kok baju Dina basah semua? Bukannya tadi pagi
Mama minta Dina membawa jas hujan?” tanya Mama saat Dina mencium tangannya.
“Maafkan Dina, Ma. Tadi jas hujannya Dina tinggal.”
Dina langsung menundukkan kepala. Ia tidak berani melihat Mamanya.
Mama hanya mampu mengelus dada.
“Dina menyesal tidak menuruti Mama. Kalau Dina tadi
bawa jas hujan, mungkin sudah pulang dari tadi,” cerita Dina.
“Kenapa tidak menunggu hujan reda?” tanya Mama.
“Dina kedinginan dan kelaparan. Makanya Dina lari menerobos
hujan,” jawab Dina.
Mama memeriksa tubuh Dina yang mulai menggigil.
“Sekarang Dina mandi, kemudian makan, tetapi siapkan
sendiri. Sayurannya tinggal dipanaskan,” perintah Mama.
“Iya, Ma. Terima kasih tidak memarahi Dina,” kata
Dina.
“Mau marah bagaimana? Dina sudah basah kuyup begitu.
Nanti bisa sakit kalau tidak segera mandi.”
“Maafkan Dina,” kata Dina sambil mencium tangan Mama.
“Selesai mandi, jangan lupa masukkan jas hujan ke
dalam tas,” perintah Mama.
“Iya, Ma,” jawab Dina.
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day31
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day13
Sumber foto: pixabay.com
0 komentar:
Posting Komentar