This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Desember 2020

Membangun Bisnis Daring dengan Digital Marketing Bersama ASUS AIO V241F

 

ASUS AIO V241F

Digital marketing memang sedang menjadi fenomena penjualan pada masa pandemi. Kedatangan virus yang mendadak membuat masyarakat di seluruh dunia gagap. Ketidakpastian dan kebingungan melanda seluruh negeri. Termasuk Indonesia. Hal baru yang mengubah tatanan dunia.

Kebijakan bekerja ataupun belajar di rumah, membuat masyarakat kehilangan arah. Terlebih ketika beberapa daerah melakukan karantina wilayah. Otomatis akses ke dan dari wilayah tertentu terputus.

Tiga bulan pertama begitu terasa. Sendi-sendi perekonomian yang baru tumbuh, tumbang satu per satu. Beberapa perusahaan pun mulai merumahkan karyawannya. Bahkan ada yang sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau diberhentikan sementara.

Demi asap dapur tetap mengepul, segala hal pun dilakukan agar tetap bisa bertahan pada kondisi yang tidak menentu. Kreativitas pun muncul. Mungkin itu yang dinamakan the power of kepepet. Apa paun dilakukan yang penting bisa makan.

Berjualan secara daring pun dilakukan. Toko daring pun bermunculan laksana cendawan di musin hujan. Beberapa usaha ada yang berhasil. Namun, ada juga yang gagal. Ternyata, kesalahan pertama para pelaku digital marketing itu adalah tidak tahu cara berjualan yang elegan.

Definisi Digital Marketing

Pengertian digital marketing secara umum adalah kegiatan pemasaran yang yang dilakukan secara daring menggunakan berbagai media. Menurut Bapak Heri Ardin, pemateri “Digital Marketing with Asus DT/A10” definisi digital marketing adalah relevansi strategi penjualan untuk mencapai tujuan. Relevansi ini meliputi 4 hal, yaitu outbound, web design, content, dan inbound. .

Content memegang peranan penting dalam digital marketing. Content is king. Hal ini benar adanya. Keberhasilan membuat content akan meningkatkan penjualan.

Content Marketing

Content marketing tidak hanya membahas penjualan produk. Namun, ada 3 hal yang harus dilakukan, yaitu

1.       Membangun kesadaran (tahu)

2.       Mengenal lebih dalam (kenal)

3.       Membangun kepercayaan (trust)

Content marketing adalah teknik pemasaran untuk membuat (atau melakukan kurasi) dan mendistribusikan konten yang relevan dan berharga untuk menarik, memperoleh, dan melibatkan audiens target yang didefinisikan dengan jelas dan dipahami dengan tujuan mendorong tindakan pelanggan yang menguntungkan.

Content yang bagus adalah content yang bisa menimbulkan kepercayaan konsumen. Ketika mereka percaya dengan sebuah produk, otomatis akan setia. Dengan demikian, akan mudah dan lebih mengena di hati.

Content marketing bisa berupa webinar, presentation, aplikasi, video, survey, quiz, competition, giveaway, dan sebagainya. Pilihan strategi digital marketing tergantung kepada target market yang ingin disasar. Tentunya semua dilakukan berdasarkan riset yang mendalam.

Memulai Content Creator

Ada 3 cara untuk memulai content creator, yaitu

1.     Membangkitkan Empati

Masa pandemi banyak hal bisa diolah menjadi content yang menimbulkan rasa empati. Misalnya, memberikan masker kepada yang membutuhkan, berdonasi ke rumah sakit, membantu tetangga yang terkena Covid-19, dan sebagainya.

2.       Menyusun Obyektif

Obyektif diambil dari pemetaan yang sudah dilakukan. Kesalahan menentukan obyektif sama dengan kesalahan strategi.

3.      Menemukan Audience yang Tepat

Pahami audience terdekat dari lokasi rumah sehingga bisa langsung menentukan target audience yang ingin disasar.

 

Jika semua sudah dilakukan, keberhasilan content creator tergantung kepada 3 hal, yakni

1.       Konsisten

2.       Content yang relevan

3.       Dapat dipercaya



ASUS V241 Penunjang Keberhasilan Digital Marketing

ASUS V24iF


Selain teori, keberhasilan content creator ditentukan oleh alat yang digunakan. Salah satunya adalah Asus V241. Terutama bagi pelaku digital marketing yang enggak mau ribet. Maklum, hari ini mungkin sebagian sudah tidak mau ribet dengan perkabelan. Karena ribet kalua pindah-pindah tempat.

Zaman sekarang yang serba minimalis, membuat orang lebih suka tools yang mendukung hal tersebut. Nah, Asus V241, ini nirkabel alias semua langsung bisa dipasang di atas meja. Cocok deh buat ibu-ibu atau pekerja yang ruang kerjanya sempit.

Design Elegan

Kelebihan lain adalah bentuknya yang cantik banget. Designnya elegan banget. Ada dua pilihan warna putih dan hitam. Layar lebar dengan keyboard dan mouse wireless. Namun, semua nirkabel. Tinggal menggerak-gerakkan mouse saja. Selain itu, bisa juga touch screen yang interaktif. Enak banget deh dipakainya.

Hal lain yang menarik dari Asus V241 adalah mesin diletakkan di belakang layar. Jangan khawatir enggak tebal kok. Bentuknya tetap slim, ringkas, dan ringan.

Asus V241 cocok untuk consumer perusahaan dan pekerja rumahan. Mengenai harga yang ditawarkan sangat terjangkau kok, yakni Rp9.699.000,00. Harga ini sesuai dengan kelebihan yang ditawarkan kok, apalagi bagi yang mau membangun bisnis.

Untuk investasi, bolehlah Asus V241 ini dicoba. Jangan khawatir, nanti bisa di-upgrade kok. Tenang, tim Asus akan membantu segala kebutuhan para konsumennya.

Materi yang disampaikan Bapak Heri Ardin itu daging banget. Jadi, langsung ingin dipraktikkan. Persis seperti pesan beliau, kalau mau sukses jadi digital marketer ya harus mau praktik dan praktik. Apalagi kalua ditunjang dengan ASUS AIO V241F ini. 


 


Kamis, 20 Agustus 2020

Menulis Tanpa Kata Nanti

 


Menulis tanpa kata nanti itu gampang-gampang susah lho. Apalagi yang kesibukannya melimpah ruah. Oleh karena itu, harus disiati biar tetap bisa menulis, walau sedikit. Sudah pernah mencoba menulis di tengah jadwal padat? Saya sering banget. Soale pekerjaan di rumah dan di kantor memang padat merayap.

Bagaimana caranya agar tetap menulis  dengan seabreg kegiatan? Cara saya ini mungkin bisa dicoba.

Menulis Outline


Cobalah untuk menulis outline terlebih dahulu. Outline atau kerangka karangan adalah poin-poin yang akan dikembangkan menjadi tulisan utuh. Tujuan pembuatan outline ini adalah memeprmudah menulis. Anggaplah outline sebagai pedoman menulis biar nggak tersesat.

Isi Outline


Isi outline adalah garis besar isi tulisan. Cukup dibuat singkat saja. Misalnya

  • 1.       Cara Membuat tahu putih yang enak
  • 2.       Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu
  • 3.       Tempat kuliner tahu yang enak dan murah

Kalau dalam novel adalah adegan per adegan dalam setiap bab. Tentunya tidak perlu secara detail. Cukup garis besarnya saja. Contohnya

  • 1.       Dian bertemu mantan di reuni sekolah
  • 2.       Mantan dia sudah mau menikah
  • 3.       Dian masih cinta sama sang mantan
  • 4.       Sang mantan ingin balik ke Dian

Meluangkan Waktu  Untuk Menulis


Menulis itu harus diluangkan. Artinya, ada bagian dari kegiatan 24 jam yang digunakan untuk menulis. Berapa jam? Saya biasanya 1-2 jam, tergantung kebutuhan. Kalau pas sedang dead line bisa seharian di depan laptop. Kalau sedang senggang, cukup 1-2 jam saja. Minimal 30 menit dalam sehari. Itu sudah lebih dari cukup untuk menulis 1-2 paragraf.

Selain itu, tulislah waktu itu di papan yang terlihat. Misalnya di ruang kerja (kalau punya) atau kamar keluarga. Tulis dengan jelas waktunya dan apa kegiatannya. Jangan sampai bengong saja di depan laptop. Kalaupun bingung mau nulis apa, tulis asal saja, sekadar melemaskan jari.

Jangan Menunda


Menulis pantang bilang nanti karena akan membuat semangat menulis menurun. Ketika semangat sedang menggebu, segera menulis sebanyak-banyaknya. Anggap itu sebagai cadangan kalau pas sedang bad mood. Pas turun moodnya, minimal satu halaman harus ditulis biar tidak mati semangatnya.

Nah, sudah siap menulis lagi? Yuk, saya temani.

Surabaya, 21 Agustus 2020

#NderesLiterasi

#MenulisMengabadikanKenangan

#SeriMenulis-1

sumber foto

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay 

Menulis outline oleh Engin Akyurt dari Pixabay 

Rabu, 12 Agustus 2020

Rumah Impian

 


Rumah adalah tempat berpulang dari lelahnya kehidupan (Fuatuttaqwiyah El-adiba)

Mempunyai rumah sendiri adalah dambaan setiap keluarga baru. Itu juga yang menjadi impian keluarga kecilku. Aku dan suami sudah sepakat untuk membangun rumah impian yang berbeda dari yang lain. Rumah sederhana yang dikelilingi oleh kebun yang luas.

Rumah yang nyaman dan adem untuk ditinggali tanpa harus menggunakan pendingin ruangan dan kipas angin. Semua serba alami. Embusan angin dan udara segar menjadi santapan setiap pagi. Begitu juga sang surya yang menyapa dengan senyuman cerah.

Rumah Roboh

“Dik, rumahku sudah kurobohkan,” kata suami waktu awal jumpa. Pria sederhana itu memang sudah jujur sejak awal. Mulai dari keluarga, rumah, dan penghasilannya. Tidak ada yang ditutupi. Semua apa adanya. Mungkin itu yang menjadikanku percaya bahwa bersamanya aku dapat mewujudkan impianku.

Impian pertama jelas memperbaiki rumah yang akan kutinggali bersama suami. Ternyata, suami memberikan kejutan. Rumahnya sudah ada dan tidak roboh. Rumah itu berdiri kokoh. Walau belum rapi, tetapi sudah layak huni. Hanya tinggal pintu, jendela, dan kamar mandi.

Rumah pertama yang kutempati setelah menikah. Lantai rumah masih semen hingga sekarang. Aku belum sempat menggantinya dengan keramik. Keuangan keluarga belum bisa mencukupinya. Fokusku adalah kamar mandi biar kalau mandi tidak kehujanan dan numpang ke adik ipar.

Rumah sempat kutinggalkan karena pekerjaan di luar kota. Praktis pembangunan rumah pun tertunda. Kubiarkan rumah apa adanya. Nanti, pas pulang, rumah kuperbaiki.

Pulang Kampung

Aku memutuskan resign dari pekerjaan lama. Aku mengikuti suami yang memilih pulang setelah di kota belum menemukan pekerjaan. Bukan suami yang pemilih, tetapi berulangkali mencoba, belum menemukan pekerjaan juga.

Sempat terlintas untuk membuka usaha kuliner. Namun, rumah kontrakan yang kutempati sangat tidak layak untuk dijadikan tempat usaha. Rumah berukuran 5 x 3 m dengan air yang mengalir tidak lancar. Kelebihan rumah itu karena lokasinya dekat dengan tempat kerja, uang sewanya murah, dan bisa dibayar bulanan.

Ketika pulang, yang kulakukan pertama adalah meneruskan pembangunan rumah yang sempat terbengkalai. Perlahan, suami mulai membuat kamar mandi. Semua dilakukan sendiri. Keterbatasan dana membuat kami tidak punya pilihan. Akhirnya rumahku pun sudah lengkap. Ada kamar mandi, dapur, pintu, dan jendela.

Untuk pintu dan jendela, aku beli pada keponakan yang kebetulan tukang kayu. Biayanya pun lebih murah dari harga pasar. Tak lupa suami membuatkanku meja kerja untuk menulis dilengkapi dengan rak untuk menyimpan bukuku.


Rumah Layak Huni

Ketika proses rumah sudah jadi, kakakku datang. Aku bersyukur, ketika kakak datang, kamar mandi dan dapur sudah jadi. Kakak pun senang dengan pencapaian keluarga kecilku. Bangunan rumahku khas rumah desa. Ada kamar tamu, kamar tengah, dan kamar tidur.

Dibandingkan rumah kontrakan yang serba terbatas dan sempit, aku bersyukur punya rumah yang besar. Kamarku juga luas. Aku bisa melakukan banyak hal di kamar. Sebagian buku kuletakkan di kamar agar bisa membaca setiap saat.

Pindah ke Kota

Pekerjaan akhirnya membuatku kembali ke kota. Padahal aku sudah merasa nyaman tinggal di desa. Mendengar suara burung, menghirup udara pagi yang bersih, embusan angin dari sawah, dan banyak hal lainnya.

Di kota kehidupan baru kumulai. Wacana mempunyai rumah di kota pun bergulir. Tidak mungkin aku mengontrak terus. Apalagi biaya sewa rumah dengan biaya cicilan rumah tidak jauh beda. Usaha mencari rumah murah pun kulakukan. Tentu dengan suami.

Aku mencari rumah yang dekat kantor untuk sementara waktu. Tujuannya meghemat waktu ke kantor dan hemat biaya transportasi. Sedangkan untuk rumah, ada banyak wacana yang bergulir. Salah satunya kredit rumah dengan biaya murah.

Aplikasi Sikasep

Ketika menjelajah di internet, menemukan Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SIKASEP). Aplikasi sangat mudah digunakan. Cukup unduh dari playstore. Setelah terinstal, tinggal mendaftar. Panduan lengkapnya bisa dibaca di file:///D:/Aneka%20bahan%20tulisan/pupr%20lomba/Panduan-Penggunaan-SiKasep-update-Juli.pdf

Sikasep bisa untuk memilih rumah idaman anda. Setelah data aplikasi terisi, tinggal memilih lokasi rumah impian yang bisa mendeteksi lokasi rumah hingga tingkat kecamatan. Aplikasi ini menawarkan perumahan subsidi terdekat pada wilayah rumah idaman yang telah dipilih sebelumnya.

Saatnya Memilih Rumah Idaman

Sikasep juga akan membantu memilihkan lokasi lainnya, bila di lokasi yang dipilih sebelumya tidak ada rumah yang disubsidi. Selain itu, aplikasi ini dilengkapi dengan pilihan bank, status pengajuan KPR, dan menu lain-lain. Di menu ini ada pilihan galeri rumah sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Peruamahan (FLPP), syarat dan ketentuan aplikasi, dan kalkulator KPR FLPP. Lengkap banget bukan.

Kalkulator KPR FLPP

Di aplikasi ini bisa menghitung secara manual harga rumah, cicilan, uang muka, dan sebagainya. Sangat mudah bukan? Saat ini ada lebih dari 40 bank yang melayani KPR FLPP, terdiri dari bank konvensional, bank swasta, dan bank pembangunan daerah yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Pemerintah melalui Kementrian PUPR telah membuat program kepemilikan rumah dengan program Sikasep yang baru diresmikan 19 Desember 2020. Penyaluran KPR FLPP ini pun sejauh ini berjalan lancar. Bahkan di masa pandemi pun tetap dilayani dengan melalui daring.

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

KPR FLPP memang menyasar kepada masyarakat berpengasilan rendah (MBR) agar mereka dapat memiliki rumah dengan harga murah. Bahkan ada yang cicilan bulannya hanya 750 ribu rupiah. Jumlah ini sama dengan ongos sewa rumah sebulan. Program ini sudah bergulir lama.

KPR FLPP ini bunganya hanya 5%, bebas premi asuransi dan PPN. Jangka waktunya pun panjang, yakni 20 tahun. Harapannya akan semakin banyak masyarakat yang memiliki rumah terutama MBR. Sebagaimana amanat UUD 1945 pasal 28H ayat (1) menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Rumah Impianku

Saat ini aku dan suami memang sudah menentukan lokasi untuk tempat tinggal yang baru. Persis seperti keinginanku, rumah mungil di desa dengan air yang mengalir jernih dan pekarangan luas. Rencanaku memang ingin membuat usaha perkebunan di sekitar rumah dan sekolah bebas biaya.

Oleh karena itu, saat ini, kami masih menabung perlahan agar impian itu menjadi kenyataan. Proses masih panjang. semoga kami dimudahkan. Amin. 


Surabaya, 12 Agustus 2020.

Sumber foto

Romadecade.com


Selasa, 04 Februari 2020

Buku Merindu Baitullah (Behind The Scene)


Buku ini merupakan antologi keempat Nderes Literasi. Ada 66 puisi dari 23 penulis. Isi buku adalah kerinduan terhadap Baitullah. Harapan para penulis adalah agar bisa segera ke Baitullah.

Niat awal membuat antologi ini adalah ingin mengisi bulan Zulhijjah. Tahun sebelumnya aku membuat antologi Kurban dan Kepekaan Sosial. Kalau membuat tema yang sama, pasti sudah basi. Pas lihat keberangkatan jemaah haji, ide menulis tentang Baitullah melintas.

Biar beda yang lain, kubuat antologi ini khusus buat yang belum pernah ke Baitullah. Jadi, bukan untuk orang yang sudah ke Baitullah. Walaupun beberapa peserta sudah pernah ke sana. Termasuk aku.

Pertanyaan Calon Peserta Audisi Merindu Baitullah


Banyak pertanyaan yang masuk ketika buku ini sedang proses pengumpulan naskah. Rata-rata pertanyaan tentang apakah harus sudah pernah ke Baitullah. Kujawab satu per satu pertanyaan dengan tenang. Meskipun aku harus mengulang-ulang jawaban.
Proses pengumpulan puisi Merindu Baitullah tidak mudah. Beberapa orang mundur teratur. Itu hal lumrah dalam sebuah proses audisi naskah. Ada juga yang bertahan hingga selesai. Aku pun tidak menyangka terkumpul penulis sebanyak itu.

Penerbitan Buku Merindu Baitullah

Pada akhirnya buku ini terbit di bulan Desember 2019, sebulan setelah proses ISBN dan pre order. Alhamdulillah cetakan pertama sold out. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Kalau peminatnya banyak, aku berencana cetak kedua. Semoga ada yang mau pesan dalam jumlah banyak. Amin.

Cerita Para Penulis

Salah satu penulis mbak Susi, menulis puisi menjelang keberangkatan ke tanah suci. Alhamdulillah semua naskah terkirim sebelum beliau menginjakkan kaki ke tanah suci. Ada naskah tambahan yang dikirim sesudah beliau pulang dari sana.

Mbak Mary A berangkat umrah bareng suami ketika buku Merindu Baitullah masih tahap editing. Lagi-lagi aku hanya mampu bersyukur dan terharu. Beliau bercerita dengan terharu. Aku sampai merinding membaca ceritanya.

Satu lagi penulis yang berangkat ke tanah suci. Mbak Rini ketika buku masih proses cetak. Bibirku tiada henti bersyukur. Apa yang kuharapkan satu per satu menjadi kenyataan. Satu per satu penulis buku Merindu Baitullah bisa ke tanah suci.  Amin.
Surabaya, 04 Februari 2020

Cerita ini diikutkan dalam Event #29HTMNderesLiterasi
#29HTMNderesLiterasi
#NderesLiterasi
#MenulisMengabadikanKenangan

#Hari-4

Kamis, 30 Januari 2020

Menjejak Karya Di Bumi Indonesia



Salah satu resolusi yang belum kesampaian itu mengisi blog. Entah kenapa bawaanya malas. Padahal kalau diluangkan pasti bisa. Terakhir kuisi masih tahun lalu. Maunya konsisten seminggu sekali. Lha kok malasnya itu lho. Enggak ketulungan. Apalagi awal-awal adaptasi di Kota Surabaya. Sumuk tenan (panas banget). Padahal Kota Kudus enggak jauh beda. Sama panasnya dengan kota pahlawan.

Ketika ada Tantangan Alumni Blog IIDN Edisi Januari 2020, aku mencoba ikut. Tujuannya biar blog terisi. Lumayan satu postingan di awal tahun. Temanya pun enggak susah kok. Tentang Gue Banget.
Bicara diri sendiri itu gampang-gampang susah. Bagi yang belum kenal, pasti mengira aku itu pendiam. Padahal aslinya aku itu cerewet banget. Biasa kalau di awal kenal, suka jaim gitu. Lha masak langsung ngomong banyak. Bisa ilfill nanti.

Penulis Bukanlah Cita-citaku


Dari awal menggunakan media sosial, penjenamaanku sebagai penulis. Hobiku memang menulis. Asal tahu saja aku sudah mulai ini sejak aku SD. Kebayang enggak sih aku masih usia 8 tahun sudah menulis Derita Anak Hartawan. Tulisan itu masih ada lho. Cuma lupa ditaruh di kotak yang mana. Maklum pindahan dari Kota Tangerang ke Kudus, semua barang pindah.

Kalau bicara cita-cita menulis tidak termasuk dalam jangkauan imajinasiku. Aku kecil terbiasa membaca majalah Ananda, Bobo, Nova, dan bacaan yang lain. Koran pembungkus bumbu pun juga kubaca. Kasihan banget ya aku.

Waktu di pesantren, aku nulis di buku agenda. Sok gaya banget. Padahal untuk membeli buku agenda aku harus puasa berhari-hari. Zaman itu kehidupanku minus banget.

Ada masa aku tidak menulis. Ketika kuliah dan awal kerja. Orientasiku kan duit. Enggak munafiklah. Orang kerja kan tujuannya itu. Cari duit. Makanya nulis masuk ke hal yang kesekian atau bahkan tidak terlintas oleh angan.

Aku nulis lagi waktu dinas di Aceh. Jauh dari orang tua, paska patah hati pula. Uups, buka kartu deh. Tulisanku pun mengalir. Kayak air saja. Jadilah banyak buku kutulis. Ya masih antologi. Buku solo masih menjadi mimpi.

Di kota berjuluk Serambi Makkah itu aku beberapa kali menang lomba menulis lho. Juara II Menulis Cerpen Guru, Juara II Lomba Menulis Cerpen Tsunami, Juara I Lomba Menulis Surat Cinta Last Momen, dan ditutup Juara Lomba Menulis Guru Mizan 2012.

Tahun 2013 aku sempat terlena. Sampai beberapa tahun aku belum ada keinginan menulis. Entah kenapa tahun-tahun itu jariku kaku. Tulisanku hanya ada di satu atau dua buku. Paling banter ada di script MC dan kegiatan sekolah.

Merangkak Dari Nol


Perjuangan kumulai lagi di tahun 2017. Merangkak dari nol. Itu istilah yang kugunakan. Perjuangan panjang yang melelahkan. Antara dunia kerja, training menulis, dan mengerjakan tugas menulis. Jangan dikira mudah ya. Susah pakai banget.

Malam aku kurang tidur. Di setiap kesempatan kugunakan waktu untuk membaca, menulis, dan membuat draft. Aku ikut training berbayar. Beberapa kelas kuikuti.  Beberapa buku antologi tercipta.

Hingga kini aku sudah menulis 2 buku solo, dan 136 antologi. Masih ada beberapa buku antologi yang akan terbit. Buku soloku yang ketiga dan keempat masih dalam proses.

PUEBI


Entah kenapa aku itu paling suka bahasa Indonesia. Dari zaman SD sampai mahasiswa, nilai Bahasa Indonesiaku selalu di atas rata-rata. Apalagi kalau soal cerita sastra lama. Buku Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara Membawa Nikmat, dan buku sastra lama lainnya, sebagian hafal di luar kepala. Mungkin karena aku suka membaca cerita.

Aku jatuh cinta sama PUEBI karena ingin memperbaiki bahasa Indonesia secara tulisan. Kalau lisan itu sudah biasa. Maksudku biasa ngomong gitu. Kalau tulisan kan beda. Harus berstruktur dan efektif. Jangan tanya aku sudah sampai mana belajarnya. Hingga kini aku masih belajar. Bahasa Indonesia itu sesuatu banget. Yang pasti membuatku semakin cinta bahasa Indonesia.

Berapa jam belajar Bahasa Indonesia? Minimal sejam sehari. Inginnya seharian. Namun, ada pekerjaan yang harus kutunaikan. Jadi, kuluangkan waktu sehari sejam saja. Biar enggak bosan.

Ketika jadi pengurus IIDN, kupilih PUEBI. Modalku nekat saja. Hari pun kupilih Sabtu. Waktu yang paling longgar di antara rutinitas pekerjaan kantor. Terkadang aku menyiapkan dari malam. Terkadang mengalir saja. Apa yang terlintas di angan, itu yang disampaikan. Pernah juga kelupaan. Maklum manusia biasa. Sok bijak ya.

Dari PUEBI aku semakin banyak belajar. Aku pun berusaha praktik sesuai dengan PUEBI. Jangan tanya susahnya. Namun, ketika semua dinikmati dengan cinta, ya enak saja. Enggak terasa lho hampir setahun di PUEBI. Ke depan semoga bisa terus mengawal PUEBI dan membukukan materinya. Simak terus ya di #SabtuPUEBI IIDN (bukan promo).

Aku dan Buku


Buku itu bagiku barang mahal. Dulu aku sering nongkrong di toko buku sampai malam. Sekadar baca buku yang kusuka. Buku La Tahzan kubaca di toko buku. Maklum kala itu keuanganku pas-pasan banget. Kuakali dengan membaca buku di toko buku ataupun perpustakaan.

Ada satu masa aku kayak orang kerja. Pergi pagi pulang sore. Padahal aku di Perpustakaan Bantul. Tujuanku baca lowongan pekerjaan yang ada di koran. Kala itu masih serba manual. Usai baca Koran, baru baca buku. Aku paling senang baca buku cerita. Entah novel, cerpen, dan sebagainya. Aku pun berharap, satu hari nanti namaku ada di sampul buku.

Ketika akhirnya aku punya buku, rasanya bahagia banget. Akhirnya perjuanganku membuahkan hasil. Dari satu antologi ke antologi hingga berani menulis buku solo.

Tetap bertahan sebagai penulis buku, membuatku dipercaya menjadi kadiv buku IIDN. Sesuai dengan passionku selama ini. Sementara blog belum tergarap dengan maksimal (maafkan daku bu ketua) fokusku di divisi buku.

Akan banyak program digelar. Kegiatan rutin ada #RabuBuku, #JumatFiksi, dan #SabtuPUEBI. Kalau aku fokus di #SabtuPUEBI. Namun, jangan khawatir, sesekali aku muncul di #RabuBuku dan #JumatFiksi.

Selain itu ada training penulisan fiksi maupun nonfiksi, pembuatan antologi, dan Lomba Menulis. Untuk saat ini yang masih berjalan Audisi Puisi Kolaborasi IIDN dead line 31 Januari 2020 dan Lomba Menulis Novel dead line 26 Maret 2020. Info lengkap silakan cek grup FB IIDN dan IG IIDN.

Aku berharap terobosan yang kulakukan di divisi buku akan menambah ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan sesama perempuan penulis di Indonesia dan luar negeri.

Nderes Literasi


Komunitas ini kudirikan setahun lalu. Nama ini kuperoleh setelah diskusi dengan suami. Tujuannya biar punya brand sendiri. Sampai hari ini baru aku dan suami yang mengelola komunitas ini. Semua kulakukan secara daring.

Komunitas Nderes Literasi mengajak semua orang untuk menulis buku. Minimal satu buku. Tujuannya untuk mendokumentasikan perjalanan hidup. Seorang penulis karyanya akan tetap hidup meskipun sudah tiada.

 Sampai saat ini sudah lima buku yang dihasilkan Nderes Literasi
1.       Kidung Ramadan
2.       Kumpulan Quotes Ramadan
3.       Sempena di Bulan Mulia
4.       Merindu Baitullah
5.       Mendekap Rindu Baitullah

Setelah ini segera menyusul buku-buku antologi selanjutnya. Ada juga buku yang kumentoring, yaitu Sketsa Rasa Cinta.

Selain buku antologi, Nderes Literasi juga mengadakan training menulis baik gratis maupun berbayar. Salah satunya kelas Mengawal Mimpi 2020. Awalnya hanya satu batch, saat ini sudah sampai batch 3. Semoga kehadiran Nderes Literasi mampu menjadi jembatan para penulis untuk terus berkarya dan memperkaya khazanah literasi di Indonesia.
Surabaya, 31 Januari 2020.
Naskah ini diikutkan dalam Tantangan Alumni Kelas Blog IIDN bulan Januari 2020
#TantanganAlumniKelasBlogIIDN