Kamis, 20 Agustus 2020

Menulis Tanpa Kata Nanti

 


Menulis tanpa kata nanti itu gampang-gampang susah lho. Apalagi yang kesibukannya melimpah ruah. Oleh karena itu, harus disiati biar tetap bisa menulis, walau sedikit. Sudah pernah mencoba menulis di tengah jadwal padat? Saya sering banget. Soale pekerjaan di rumah dan di kantor memang padat merayap.

Bagaimana caranya agar tetap menulis  dengan seabreg kegiatan? Cara saya ini mungkin bisa dicoba.

Menulis Outline


Cobalah untuk menulis outline terlebih dahulu. Outline atau kerangka karangan adalah poin-poin yang akan dikembangkan menjadi tulisan utuh. Tujuan pembuatan outline ini adalah memeprmudah menulis. Anggaplah outline sebagai pedoman menulis biar nggak tersesat.

Isi Outline


Isi outline adalah garis besar isi tulisan. Cukup dibuat singkat saja. Misalnya

  • 1.       Cara Membuat tahu putih yang enak
  • 2.       Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu
  • 3.       Tempat kuliner tahu yang enak dan murah

Kalau dalam novel adalah adegan per adegan dalam setiap bab. Tentunya tidak perlu secara detail. Cukup garis besarnya saja. Contohnya

  • 1.       Dian bertemu mantan di reuni sekolah
  • 2.       Mantan dia sudah mau menikah
  • 3.       Dian masih cinta sama sang mantan
  • 4.       Sang mantan ingin balik ke Dian

Meluangkan Waktu  Untuk Menulis


Menulis itu harus diluangkan. Artinya, ada bagian dari kegiatan 24 jam yang digunakan untuk menulis. Berapa jam? Saya biasanya 1-2 jam, tergantung kebutuhan. Kalau pas sedang dead line bisa seharian di depan laptop. Kalau sedang senggang, cukup 1-2 jam saja. Minimal 30 menit dalam sehari. Itu sudah lebih dari cukup untuk menulis 1-2 paragraf.

Selain itu, tulislah waktu itu di papan yang terlihat. Misalnya di ruang kerja (kalau punya) atau kamar keluarga. Tulis dengan jelas waktunya dan apa kegiatannya. Jangan sampai bengong saja di depan laptop. Kalaupun bingung mau nulis apa, tulis asal saja, sekadar melemaskan jari.

Jangan Menunda


Menulis pantang bilang nanti karena akan membuat semangat menulis menurun. Ketika semangat sedang menggebu, segera menulis sebanyak-banyaknya. Anggap itu sebagai cadangan kalau pas sedang bad mood. Pas turun moodnya, minimal satu halaman harus ditulis biar tidak mati semangatnya.

Nah, sudah siap menulis lagi? Yuk, saya temani.

Surabaya, 21 Agustus 2020

#NderesLiterasi

#MenulisMengabadikanKenangan

#SeriMenulis-1

sumber foto

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay 

Menulis outline oleh Engin Akyurt dari Pixabay 

4 komentar:

  1. Memang bener ya mba tak boleh menunda, kadang kalo udah ditunda tuh malah jadinya males hihi. Sukses selalu mba fu

    BalasHapus
  2. Menunda itu tidak baik. Bisa lupa karena berkaitan dengan suasana hati atau ide segar mendadak menguap.
    Sulitnya bagi saya adalah bekerja dari rumah sebagai admin Indonesia Saling Follow dengan acara tambahan kerap membuat saya jadi lupa hal yang harus dilakukan karena ada banyak hal yang harus disegerakan dalam satu waktu.

    Suasana hati yang bagus dan merangsang imajinasi atau ide itu kerap datang pada saat tidak pas ketika sedang masak atau cuci-cuci. Ngeselin, memang. Tetapi itu adalah kebiasaan saya, punya ruang renung ketika tidak sedang berada di depan gawai.
    Baiklah, bereskan kerjaan rumah tangga Itu dulu atau langsung nyalakan netbook dan ngebut menulis. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku suka kurekam sekarang mbak. biar tidak hilang ideku.

      Hapus