foto: cookpad.com
200 ml kaldu
dari rebusan daging kerbau
1. Haluskan
bawang merah, bawang putih, kemiri, keluak, garam, jinten, ketumbar, pala,
terasi.
2. Tumis bumbu yang dihaluskan, masukkan daun salam, daun jeruk, jahe sampai harum lalu masukkan air asam.
3. Kemudian daging, kaldu dan santan dimasukkan ke dalam panci sayur lalu rebus hingga mendidih dengan sambil diaduk untuk menjaga santan agar tidak pecah.
4. Masukkan bumbu yang telah ditumis dan gula merah.
5. Koreksi rasanya sesuai selera bisa ditambah kaldu bubuk. Ciri khasnya pindang di kudus cenderung manis.
6. Penggorengan bekas menumis bumbu bisa digunakan lansgung untuk merebus daun melinjo.
7. Sajikan dengan nasi dan pelengkapnya daun melinjo yang telah direbus, sambal soto (cabai rawit merah atau putih direbus terus diuleg), taburan bawang goreng, dan kecap sesuai selera.
8. Enaknya dimakan panas. Jika telah dingin bisa dipanaskan kembali.
Kudus memang terkenal dengan soto
kerbaunya. Kapan-kapan kubahas tentang salah satu soto yang terkenal di Kudus.
Kali ini aku mau membahas lanjutan tulisan kemarin. Tentang menu makanan berat
khas Kudus ketika sedang hajatan.
Bila selama ini mengenal
pindang ikan patin atau bandeng, di Kudus beda lagi. Pindang kerbau menjadi
menu wajib hajatan. Sayangnya kemarin pas tetangga sedang ada hajatan, tidak
sempat melihat prosesi penyembelihan kerbau. Apalagi melihat cara masak
pindang. Namun, aku sempat makan pindang kerbau ini.
Sekilas pindang kerbau
seperti rawon. Warnanya pun sama cokelat. Pengaruh dari keluak, sejenis bumbu
yang membuat makanan menjadi cokelat. Rasanya gurih dan manis.
Kerbau memang dipilih
masyarakat Kudus sebagai pengganti sapi. Semua pasti sudah mafhum, di Kudus,
sapi tidak dipelihara. Hal ini sudah tradisi turun temurun menghormati
keyakinan agama Hindu. Sebuah ajaran toleransi yang sudah mengakar di
masyarakat. Hingga kini, tradisi ini masih dilestarikan.
Daging
kerbau lumayan enak. Aku pun belajar menikmati daging kerbau. Biasanya setelah
disembelih dan dikuliti, posisi badan kerbau digantung di dekat tempat masak.
Nanti sudah ada orang yang ditunjuk tuan rumah untuk mengolah daging tersebut
menjadi pindang.
Pindang
Kudus kaya akan rempah yang akan membuat nambah. Bila tidak percaya, datang
saja ke Kudus untuk mencicipinya. Warung makan yang menjual menu ini juga sudah
banyak. Mau yang gratisan? Datang ke saudara di Kudus yang sedang hajatan.
Penasaran
ingin membuatnya? Bisa kok. Kalau tidak menemukan daging kerbau bisa diganti
daging sapi. Beberapa restoran Jakarta sudah melakukan hal itu. Mungkin karena
daging kerbau sangat sulit didapatkan di ibu kota negara.
Aku
coba memberikan resep yang kuambil dari cookpad.com, karya Nugraheni
Septiningtyas.
Resep
Pindang Kerbau Kudus
Bahan-bahan
200 gr daging kerbau dan sedikit sanding lamur
yang sudah direbus
200 ml kaldu
dari rebusan daging kerbau
100 gr daun so (daun melinjo) muda
500 ml santan kelapa
Bumbu :
8 siung bawang merah
3 siung bawang putih
3 butir kemiri
2 buah keluak / kluwek yang diambil isi nya
lalu disedu dg air panas
1 cm jahe memarkan
1 lembar daun salam
2
lembar daun jeruk purut
1 sdt garam
1 sdt jinten
1
sdt ketumbar
Sedikit pala
2
sdm gula merah
1 sdm asam jawa disedu
dengan air panas sedikit kurang lebih 2 sdm
Sejumput terasi
Secukupnya minyak goreng untuk menumis
Pelengkap :
Bawang goreng, sambal cabai rawit rebus, kecap
Langkah membuatnya:
2. Tumis bumbu yang dihaluskan, masukkan daun salam, daun jeruk, jahe sampai harum lalu masukkan air asam.
3. Kemudian daging, kaldu dan santan dimasukkan ke dalam panci sayur lalu rebus hingga mendidih dengan sambil diaduk untuk menjaga santan agar tidak pecah.
4. Masukkan bumbu yang telah ditumis dan gula merah.
5. Koreksi rasanya sesuai selera bisa ditambah kaldu bubuk. Ciri khasnya pindang di kudus cenderung manis.
6. Penggorengan bekas menumis bumbu bisa digunakan lansgung untuk merebus daun melinjo.
7. Sajikan dengan nasi dan pelengkapnya daun melinjo yang telah direbus, sambal soto (cabai rawit merah atau putih direbus terus diuleg), taburan bawang goreng, dan kecap sesuai selera.
8. Enaknya dimakan panas. Jika telah dingin bisa dipanaskan kembali.
#ODOP #estrilook #day5
bau hanyir daging kerbau, domba dan sapi sama ga mba?
BalasHapusKerbaunya buat ngebajak sawah? Atau yang masih muda yang dipotongnya mak?
daging kerbaunya nggak bau kok. Kalau kerbaunya tidak digunakan untuk membajak sawah. Umur kerbaunya kurang tahu.
Hapuswah siap mba, bisa nih resep pindangnya nanti di coba hehe. Makasih sudah sharing resep mba.
BalasHapusiyA mbak. di sini sudah tradisi. makanya biar tidak penasaran sekalian diberi resepnya.
HapusPernah makan daging kerbau tapi belum pernah makan pindang kerbau.
BalasHapusIni kuahnya encer apa kental ya Mbak Fu?
Memnag mirip rawon ya
Sekilas seperti tongseng. Awal mengira sebagai gulai. Ternyata pindang kata suami. memang mirip rawon karena pakai keluak.
HapusSekilas seperti tongseng. Awal mengira sebagai gulai. Ternyata pindang kata suami. memang mirip rawon karena pakai keluak.
HapusSekilas seperti tongseng. Awal mengira sebagai gulai. Ternyata pindang kata suami. memang mirip rawon karena pakai keluak.
HapusSaya jadi ngiler nih....
BalasHapusMbaaa, kudusmu di mana? Aku di puyuh, masih naik ke arah gunung.
BalasHapusAku waktu kecil pernah santap daging kerbau. Mamahku orang kudus soalnya. Tapi belum pernah coba kalau yang dibikin pindang gini.
BalasHapusKayaknya di tempat saya, Malang, daging kerbau juga susah nyarinya mb. Jadi, jarang banget nemuin masakannya.
BalasHapusBelum pernah kayaknya makan daging kerbau. Tapi di Jawa Barat ada kerupuk kulit goreng, kulitnya kulit kerbau. Lebih renyah katanya...
BalasHapusGimana rasanya itu daging kerbau? Alot ga sih mba? Belum pernah nyoba sebelumnya..
BalasHapusBaru kali ini dengar pindang kerbau, ternyata kuliner Nusantara banyak sekali ya
BalasHapusWahhh pengen coba deh resep masakannya. Mb menurutku daging kerbau itu lebih enak lho dr sapi. Kalau di Mlg umumnya daging sapi. Tp dulu waktu saya tinggal di Makasar lbh umum mkn daging kerbau. Thx yaa resepnya, insha allah siap eksekusi hihi
BalasHapusAku blm pernah makan ni Mba. Jadi penasaran juga sih, cuma takut alot. Maklum gigiku banyak yg problem wkwkwkwk.
BalasHapusHmm.. sepertinya enak mba. Jadi pengen coba karena saya suka mencoba2 makanan "baru" 😊
BalasHapusSaya pernah makan daging kerbau di beberapa hajatan wali murid. Rasanya lebih enak dibandingkan sapi. Tidak berbau seperti daging sapi, menurut saya ya. Dagingnya bahkan bertekstur lebih lembut
BalasHapusKalau soto kudus saya sih favoriiit.. segeer. tapi yang ini sepertinya perlu dicoba niih. Kerbau apa nggak amis ya , mbak? Kalau diganti daging sapi bisa cocok tidak?
BalasHapusSaya belum pernah makan daging kerbau. Jadi penasaran, nih. Belum umum juga sih dijual di daerah saya. So, resep ini unik. Walaupun mirip rawon tapi pembedanya dari daging kerbaunya ya. Thanks for sharing, Mbak Fu :)
BalasHapusAku kayaknya belum pernah makan daging kerbau. Kayaknya alot gak sih dagingnya? Tapi jadi kepo. Kayaknya dipindang enak yaa ��
BalasHapus