Kamis, 03 Januari 2019

3. Hajatan ala Orang Desa Undaan

Suara lagu dari speaker tetangga sebelah rumah terdengar jelas. Lagu dangdut yang dinyanyikan oleh artis ibukota menyambut pagiku. Sejak semalam aku sudah melihat tenda yang berdiri tegak di jalan dekat rumah. Warna tenda putih dilengkapi dengan meja dan kursi.
Para tetangga nampak hilir mudik di sekitar rumah tetangga. Suami sudah memberitahu semalam.
“Mbak Sumi tetangga sebelah menikahkan anaknya.”
Aku mengangguk. Bagiku pendatang sepertiku, belum tahu adat di Desa Undaan. Aku hanya mengikuti petunjuk suami. Badanku pun masih penat dari kemarin. Rasanya tulangku masih lemas, belum siap kalau diajak bekerja keras.
Andai bukan tetangga, rasanya aku malas datang. Apalagi aku baru menapakkan kaki di daerah ini. Masih banyak hal yang belum kuketahui.
“Adik harus bawa apa?” tanyaku pada suami.
“Bawa diri saja.” Suamiku menjawab asal.
“Adik tidak enaklah kalau cuma tangan kosong,” kataku.
“Nanti ikut emak saja.”
Suami masih belum menjelaskan. Emak memang sudah dari kemarin membantu di tetangga sebelah. Istilah di sini rewang. Sama dengan istilah di tempatku Desa Kwatangan, Bantul.
Emak membawa beras, mi, dan gula pasir. Tradisi Undaan begitu. Makanan tersebut diletakkan di panic ukuran sedang. Istilah di sini tembor.
Ketika sampai ke tempat Mbak Sumi, tembor diserahkan. Nanti pas pulang, tembor sudah diisi dengan nasi, seplastik gulai kerbau, dan snack.
Aku datang dengan adik ipar. Suami memintaku membawa uang saja. Aku mengiyakan. Kuberikan uang yang kubawa kepada tuan rumah. Di sini yang istri bawa uang, nanti suami juga bawa uang pas acara tahlilan. Nominal uangnya lebih sedikit dari istri.
Sampai di rumah yang punya hajat, langsung diberikan snack dan minuman. Tak lama nasi dan lauk gulai daging kerbau dihidangkan. Di Kudus kalau hajatan bukan sapi yang disembelih, tetapi kerbau. Hal ini merupakan tradisi turun temurun. Dari sejak zaman walisanga tidak ada penyembelihan sapi. Kalau kerbau diperbolehkan. Sunan Kudus sangat menghormati kaum Hindu. Sehingga, tidak ada sapi yang disembelih hingga hari ini.
Minuman yang dihidangkan saat hajatan adalah teh botol. Ini berlaku hampir di seluruh wilayah Kudus. Masyarakat Kudus tidak mau repot dengan mencuci gelas. Belum lagi kalau ada gelas yang pecah. Maka pilihan teh botol adalah alternatif yang paling tepat.
Makanan yang terhidang di meja adalah kue yang dibuat oleh para tetangga. Ada yang digoreng seperti pisang goreng, bakwan, kue bugis, dan lemper. Semua disajikan di piring dan diletakkan di atas meja. Minuman teh botol juga dihidangkan di meja. Jadi, tamu yang ingin minum, tinggal ambil saja.
            Tuan rumah akan menyambut tamu di depan. Makanan berat berjejer dan ada yang melayani. Para pelayan ini adalah pemuda dan pemudi yang dibayar untuk seharian. Biasanya di Undaan dari pagi sampai malam. Termasuk bagian sound system dan diesel.
      Aku sendiri tidak bisa membayangkan kalau hajatan model seperti ini. Berhari-hari dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi yang datang banyak banget. Bakal capek berhari-hari.

#ODOP #estrilook  #day3

0 komentar:

Posting Komentar