Menulis adalah
ketrampilan yang diasah terus menrus. Ada penulis yang sehari sanggup menulis satu halaman. Namun,
ada juga yang sanggup menulis hingga berpuluh-puluh halaman. Setiap penulis
mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menulis. Dia bisa lambat, bisa juga cepat.
Sebagai penulis tentu ingin dikenal menjadi penulis yang cepat. Betul, tidak?
Menulis cepat ternyata
ada tekniknya lho. Kali ini, saya mendapatkan ilmunya langsung dari teh Indari
Mastuti, pemilik dari Indscript Creative. Setidaknya ada tiga hal yang harus
dikuasai oleh penulis, ketika akan menulis cepat. Apa sajakah kemampuan itu?
1. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Setiap orang
pasti mempunyai pengalaman unik dan khas. Di dunia ini tidak ada pengalaman
yang sama. Andaikan ada, tetap ada hal unik dan beda yang bisa diangkat.
Tinggal bagaimana mengolah menjadi karya yang layak untuk dibaca.
Buku-buku
biografi dan motivasi terlahir dari pengalaman tokoh yang ditulis. Lahan ini
pun sangat luas. Apalagi menjelang masa kampanye. Semua berlomba membuat buku
biografi untuk menaikkan rating tokoh agar dikenal di masyarakat. Buku jenis
ini pun laris sepanjang masa.
Selain buku
biografi, banyak novel, novella, dan cerpen ditulis berdasarkan pengalaman
pribadi. Boleh jadi nama disamarkan. Novel yang mendekati dunia nyata lebih
banyak penggemarnya dibandingkan novel sastra yang sulit dipahami.
2. Paham Apa yang Akan Ditulis
Pengetahuan
mengenai apa yang akan ditulis menjadi syarat mutlak untuk menulis cepat.
Mengapa? Bila materi dikuasai, jari pun bisa menari dengan lincah. Bukan
mustahil, puluhan buku tercipta dalam waktu yang relatif singkat.
Maka,
seyogyanya sebelum mulai menulis, bacalah referensi buku yang berkaitan dengan
tema yang akan dibahas. Tujuannya agar memudahkan proses menulis. Jangan
sekali-kali menulis tanpa persiapan. Apalagi tulisan non fiksi dan ilmiah.
Bisa-bisa nanti writer block.
3. Menguasai Topik
Ini berkaitan
dengan poin sebelumnya. Intinya adalah banyak membaca. Namun, pemahaman akan topik
bisa juga didapat dari diskusi, seminar, dan observasi. Apa pun bisa digunakan
untuk menguasai materi. Saya termasuk rewel untuk soal topik ini. Paling enak
hal-hal yang berhubungan dengan keseharian atau dekat dengan kehidupan yang
dijalani. Tulisan akan lebih cepat selesai dan bisa beralih ke topik lain.
Seperti saya yang lebih senang dengan tema pendidikan, traveling, dan gaya
hidup. Saya tidak akan membebani otak dengan kajian yang rumit dan lama.
Jadi, yang mau
menjadi penulis cepat, bisa dilakukan ketiga hal tersebut di atas.
#ODOP
#EstrilookCommunity #day15
#nubarSumatera#ChallengeMenulis
No. 2 itu kunci sih. Gimana caranya kita bisa nulis kalau nggak paham itu apa. Nice share mbak. :)
BalasHapusbetul, pengalaman pribadi lebih cepat sih, aku pun begitu hihi. makasih mba fu sharingnya ~
BalasHapusWah thanks sharingnya mbak, saya juga lagi belajar agar bisa nulis cepat nih, soalnya selama ini kalau nulis masih lambat banget...
BalasHapusThat's right mak. Kalo tulisannya from true story yang kita alamin emang enak banget nulis tuh ngalir, ga mandek. Tapi kalo udah misal event atau ikutam lomba nulis satu kalimat aja kerasanya lama banget
BalasHapusYap. Nulis sesuai bidangnya saja. Pasti deh lebih lancar. Sebab menulis kan sama seperti kita bicara atau bercerita. Iya kan?
BalasHapusSetuju sama semua poin mb,, musti kudu paham dan menguasai materi apalagi klo ditambah pengalaman pribadi lancar jaya tulisan 😁
BalasHapusSaya lancar banget menulis kalau berdasarkan pengalaman pribadi, cus nyerocos kayak kereta... Tapi skrg mau ngerubah pengalaman pribadi menjadi bentuk artikel utk media online...Hihi smg nggak garing..
BalasHapusSetuju mba Fu. Kalau mau nulis cepet, biasanya aku nulis cerita sehari-hari aja. Biasanya wes lancar. Palingan lama di editing. Thanks for sharing ya mba 😊
BalasHapusTerimakasih mbak, sharingnya. Kemarin saya pengalaman nulis butuh waktu 2 hari untuk artikel 1400 kata. Memang buku atau membaca artikel-artikel yang bermanfaat, membuat kita gampang menuliskan sesuatu. berasa di luar kepala semua.
BalasHapuskalo di blogku, 90% itu pengalaman pribadi, jadi harap maklum, kalo banyak efek kenarsisan di dalam tiap tulisan :D
BalasHapusParagraf terakhir sama nih mb...Menulis yg ringan dan tdk membebani diri. Kalau saya lbs ke traveling dan kuliner hehe
BalasHapusYup, terasa banget kesulitan & harusbolak balik baca referensi klo dapat job nulis artikel yg bukan bidangnya qiqiiii
BalasHapusPengalaman pribadi adalah pondasi pertama banget ketika mood nulis udah berantakan dan penyelamat banget untuk mencipta sebuah tulisan. Thanks for sharing mba
BalasHapus