Tanggal 27 Oktober 2018, saya berkesempatan
mengunjungi Museum Pusaka karena diundang oleh mbak Dewi Yuliyanti dari
Kemendikbud dalam acara Gebyar Pesona Museum Nusantara ke-4 mewakili Wonderland
Family. Acaranya berlangsung dua hari, namun saya memilih datang di hari
pertama.
Hujan mengguyur bumi, ketika saya sampai di lokasi.
Acara talkshow fotografi pun sudah berlangsung. Arbain Rambey terlihat
menjelaskan tentang kriteria fotografi budaya. Beliau juga menjelaskan kriteria
foto yang menjadi pemenang lomba. Ada empat hal yang dinilai yaitu foto yang
indah, bagus, menarik, dan berbicara.
Usai talkshow ada jeda istirahat yang saya gunakan
untuk menjelajahi Museum Pusaka. Kali ini saya hanya mengunjungi lantai satu.
koleksi fuatuttaqwiyah
Lokasi Museum
Museum Pusaka terletak di jalur Selatan Taman Mini
Indonesia Indah. Lokasi tepatnya berada di antara bangunan museum lainnya yaitu
Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Serangga, serta Taman kupu-Kupu. Bentuk bangunan limas ini terlihat lain dibanding
dengan bangunan yang ada di sekitarnya. Kekhasan gedung terlihat dari atap yang
terdapat bentuk keris yang menjulang.
Tujuan Pendirian Museum
Tujuan Museum
ini dibangun adalah untuk melestarikan, merawat, mengumpulkan, serta menjadi
pusat informasi mengenai budaya seperti
senjata tradisional. Jenis pusaka yang ada di nusantara jumlahnya tidaklah
sedikit. Pelestarian budaya menjadi sangat penting dilakukan guna memberi
informasi kepada generasi penerus bangsa agar menjadi suatu kebanggaan tersendiri terhadap kekayaan budaya bangsanya.
Di samping itu dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu referensi studi dan penelitian mengenai senjata.
Mas Agung mengisi Museum Pusaka ini dengan koleksi
pribadinya pada awal museum berdiri. Seiring dengan berjalannya waktu koleksi
pribadi tersebut dihibahkan oleh Sri Lestari Mas Agung kepada Ibu Tien Soeharto
selaku ketua Yayasan Harapan Kita. Selanjutnya untuk melengkapi koleksi,
dilakukan dengan jalan pembelian
sehingga memiliki koleksi pusaka tradisional dari 26 provinsi di Indonesia.. Dengan
koleksi yang ada, museum ini bisa dibilang yang paling lengkap.
Museum Pusaka
terdiri dari dua lantai yang memiliki beberapa ruang, yakni ruang
pameran, ruang informasi, ruang pengelola, ruang pertemuan, perpustakaan, ruang
konservasi, dan ruang cinderamata.
Koleksi Museum Pusaka
Museum Pusaka ini setidaknya memiliki 5.749 koleksi benda pusaka, tetapi tidak
semua koleksi dipamerkan semuanya. Beberapa koleksi disimpan dan dipamerkan
sesuai giliran. Ruang pameran yang berada di lantai dua bersifat permanen. Adapun
ruang yang berada di lantai satu disesuaikan dengan tema pameran yang berdurasi
dua bulan. Adapun koleksi yang ada sebagian besar didominasi pusaka berupa
keris. Hal tersebut dikarenakan keris hampir dimiliki oleh setiap daerah yang
ada di tanah air dengan segala ciri khasnya masing-masing.
Disamping keris, museum ini juga mengkoleksi pusaka
lain seperti badik, kujang, rencong, pedang, siwah, keris Bali, tombak, parang,
dan lainnya.
koleksi fuatuttaqwiyah
Koleksi Unggulan
Dari semua koleksi yang dimiliki oleh Museum Pusaka,
ada beberapa koleksi pusaka yang menjadi unggulan, yaitu keris yang diberi nama
Betok
Budho yang beratnya sekitar 250 gram dan panjangnya 26 cm. Pusaka ini
termasuk yang tertua. Konon berasal dari abad 8 yang bertepatan pada zaman
Hindu-Budha yang berasal dari Klaten Jawa Tengah.
Ada pula pedang terpanjang yang mencapai 1,76 meter
dan mendapat penghargaan dari MURI. Ada pula pusaka berupa keris dari zaman
kerajaan Majapahit pada abad 8. Konon keris tersebut terbuat dari besi, baja,
dan batu meteor.
koleksi fuatuttaqwiyah
Pusaka-pusaka tersebut merupakan kekayaan budaya khas
nusantara. Di dalam pusaka mengandung nilai filosofis dan spiritualitas yang
sangat tinggi. Sang pembuat pusaka yang akrab dijuluki sebagai empu juga bukan
sembarang orang.
Empu dalam kamus KBBI ada dua pengertian yaitu satu,
gelar kehormatan yg berarti "tuan"; dua, orang yang sangat
ahli (terutama ahli membuat keris). Pusaka, khususnya keris biasanya memiliki energi
khusus yang ditimbulkan tidak semata-mata dari material pembuatnya, tetapi yang
terpenting adalah dalam proses pembuatannya. Seorang empu harus mempunyai
spiritual yang tinggi, sehingga lantunan doa yang dipanjatkan mudah terkabul.
Museum Pusaka juga menggelar prosesi kirab budaya
keliling TMII, yang diikuti oleh kebo bule, prajurit, gajah, dan tidak
ketinggalan yaitu tumpeng. Kirab budaya tersebut merupakan salah satu cara
untuk melestarikan budaya nenek moyang
yang sangat berharga dan tidak ada
duanya di dunia. Keris telah diakui oleh UNESCO pada 25 September 2005.
Di Museum Pusaka kita bisa belajar banyak tentang sejarah
pusaka yang menjadi warisan budaya. Koleksi pusaka dikaji dan diteliti sejarah
asal usulnya. Hal tersebut sangat penting untuk dipublikasikan dan disampaikan
kepada para pengunjung.
Khusus para penggemar benda pusaka, Museum Pusaka juga
melayani pemesanan pembuatan keris dan lainnya. Jam buka museum dimulai dari
pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket Rp10.000,00. Untuk transportasi ke museum bisa
menggunakan bus Trans Jakarta jurusan Taman Mini Indonesia Indah. Jangan lupa
siapkan stamina, karena jarak pintu masuk ke Museum Pusaka sangat jauh bila
berjalan kaki.
Acara hari itu ditutup dengan Dramatari Sumpah Putra
Nusantara yang sangat menarik. Pertunjukan berdurasi satu jam tersebut begitu
memukau penonton
koleksi fuatuttaqwiyah
Mari kita lestarikan pusaka warisan adiluhung bangsa. Terima kasih Kemendikbud, Museum Pusaka, mbak Dewi Yuliyanti, dan Wonderland Family.
#cagarbudaya
#budayabangsa