This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 04 September 2019

Hijrah ke Surabaya Tidak Pakai Ribet


sumber foto: Tokopedia

Surabaya tidak pernah ada dalam anganku. Mampir di kepalaku pun tidak. Apalagi akan tinggal di kota Bu Risma untuk waktu yang lama. Semua terjadi begitu cepat. Tiba-tiba aku dan suami harus hijrah di ibukota Jawa Timur itu.

Pengalaman berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain membuatku santai. Tidak seperti kepindahanku dari Aceh atau Tangerang, kali ini tidak banyak barang yang kubawa. Aku dan suami sudah sepakat mengakali barang dengan jumlah minimal.

Tips Pindah Kota

  • 1.      Kenali Kota Tujuan


Sebelum resmi pindah ke kota tujuan, pastikan sudah mempelajari tempat tersebut. Bila belum sempat mengunjunginya, pastikan sudah mencari data di internet. Di zaman sekarang, informasi begitu mudah dicari. Jadi, tidak menerima alasan ketidaktahuan.

Beruntung aku pernah traveling di Kota Surabaya tahun 2013. Memang sudah lama, tetapi beberapa daerahnya masih kuingat. Kala itu aku ditemani keponakan.

Walaupun sudah pernah ke Kota Surabaya, aku juga melengkapi data dengan mengecek melalui internet. Tujuannya biar tidak dibilang kurang update.

  • 2.      Tujuan Pertama di Kota Tujuan


Ini sebenarnya tidak penting bagi yang tugas dinas. Biasanya kantor sudah menyediakan tempat tinggal untuk karyawan selama bertugas. Tugas mencari tempat tinggal sementara, kupasrahkan ke suami. Kebetulan teman beliau di Kota Surabaya lumayan banyak.

  • 3.      Menyelesaikan Semua Urusan Sebelum Keberangkatan


Ini termasuk hal penting. Aku dan suami berbagi tugas. Dari mulai mengurus surat, perbankan, utang, dan pamitan kepada mertua. Maklum beliau tinggal sendiri di rumah. Jadi, aku dan suami harus memberikan pengertian lebih.

Usahakan tidak punya utang uang atau barang dengan tetangga dan saudara. Nanti akan menimbulkan kejadian yang tidak enak di kemudian hari. Dikira kabur meninggalkan utang.

  • 4.      Pastikan Membawa Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi, seperti SIM, KTP, KK, dan sebagainya. Ini akan memudahkan ketika dibutuhkan. Apalagi untuk yang menetap lama. Biasanya perkenalan pertama dengan ketua RT dan RW menggunakan KK dan KTP.

  • 5.      Usahakan Membawa Barang Sedikit

Tujuan ke Surabaya adalah bekerja. Oleh karena itu saku tidak membawa barang banyak. Apalagi membawa buku-buku karyaku. Hal itu akan sangat memberatkan.

Barang yang kubawa adalah baju kerja yang akan kupakai minimal seminggu di Surabaya. Selama belum ada seragam, baju kerjaku dulu masih bisa dipakai. Lagian juga masih muat kok.

Barang yang sedikit juga membuatku mudah bergerak ke sana dan kemari. Maklum perjalanan ke Surabaya kutempuh dengan bus. Dari Kudus ke Surabaya hanya ada bus. Kalau mau naik kereta api harus ke Semarang dulu.

  • 6.      Packing dengan Rapi

Soal packing aku dan suami saling melengkapi. Aku kebagian tugas melipat dengan rapi. Suami menata di tas besar yang akan kupakai. Jadilah kami berangkat dengan dua tas ransel dan satu tas besar. Sangat ringkas bukan?

Kunci packing adalah seni melipat baju dan pemisahan sesuai jenisnya. Baju kerja dan baju dalam ditata sedemikian rupa. Sehingga muat banyak.

  • 7.      Hindari Membawa Koper Besar

Koper dua di atas lemari tidak kami gunakan. Aku lebih memilih satu tas ukuran sedang yang biasa dipakai mudik. Alasannya karena kami akan naik dan turun menggunakan kendaran umum. Jadi, koper hanya akan bikin ribet. Kebayang kan bagaimana repotnya membawa barang dari angkutan satu ke yang lain?

Itu tips pindahan tanpa ribetku. Semoga bermanfaat.

Surabaya, 04 September 2019
#ODOP
#EstrilookCommunity
#Day3




Selasa, 03 September 2019

365 Hari Bersamamu

koleksi fuatuttaqwiyah

Sebuah pesan masuk ke gawaiku.

Happy Anniversary!
Semoga sakinah mawaddah war-rahmah.
Tidak terasa ya sudah setahun.

Aku tersenyum mengingat setahun kemarin. 2-09-2018. Tanggal cantik. Serba Sembilan. 2 x 9= 18. 18 : 2 =18. Entah kenapa aku suka angka sembilan. Kebetulan kisah suka ataupun duka di tanggal yang berunsur sembilan. Kapan-kapan saja kuceritakan hal itu.

Peringatan Anniversary

Aku dan suami tidak mengadakan acara khusus. Apalagi suami baru pulang dari luar kota. Beliau berusaha untuk pulang pas tanggal tersebut. Kuhargai usahanya tersebut. Kusambut beliau dengan suka cita.
Setahun bersama bukan hal yang mudah. Apalagi ada beda di antara kita. Suami yang suka melihat sesuatu dengan sederhana. Sebaliknya aku melihat sesuatu dengan terperinci. Perbedaan sudut pandang ini sering menimbulkan perdebatan. Sejauh ini sih asik saja. Kami berdebat tentang banyak hal.

      Kontrak Seumur Hidup

Pernikahan adalah hubungan seumur hidup. Agar bisa langgeng diperlukan banyak hal. Terkadang cinta saja tidak cukup. Bekal cinta itu hanya ada di awal. Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga akan banyak aral dan coba. Sebagian selamat sampai tujuan. Banyak juga yang karam di tengah lautan luas.

Memahami pasangan pun demikian. Bekalku kala itu ya rida Allah. Kalau Allah meridai pernikahan ini, aral dan rintang itu lewat begitu saja. Apa pun yang terjadi, kukembalika kepada Allah. Sehingga riak-riak pernikahan tidak pernah membuat kening berkerut.

Adaptasi

Dua orang bersatu dalam kurun waktu yang lama. Adaptasi diperlukan agar pernikahan awet. Aku tentu bermimpi pernikahan ini langgeng hingga mencapai kakek dan nenek. Amin. Makanya, aku berusaha saling memahami satu sama lain.

Proses adaptasi ini tidak lama. Pada dasarnya kami mirip satu sama lain. Dari segi hobi nulis, jalan-jalan, dan baca buku. Sehingga, kebiasaan jalan-jalan masih kami teruskan. Tentu saja menyesuaikan waktu dan kondisi. Maklum Kami sama-sama kerja. Jadi, harus meluangkan waktu banget.

Hobi yang sama membuat  beliau tidak keberatan ketika aku harus tidur larut malam demi sebuah naskah. Terkadang aku harus bangun pagi-pagi juga untuk menulis naskah. Paling beliau mengingatkan waktu istirahat dan jaga kesehatan.

Setiap hal kecil yang tidak kusuka, langsung kusampaikan ke suami. Begitu pun sebaliknya. Kami saling mengoreksi satu sama lain. Maklum, aku yang terbiasa mandiri, kali inin apa pun yang kulakukan tentu harus seizin suami.

Mimpi yang Sama

Dari awal menikah tujuan Kami adalah meraih rida Ilahi. Jadi, banyak mimpi yang kami tulis, semua disandarkan kepada Allah. Salah satunya tentu bermanfaat bagi semua orang. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya sebaik-baik mausia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Bukan hal yang muluk. Soal materi, Kami kembalikan kepada Allah.

Ada saatnya materi menjadi pendukung untuk kehidupan kami. Namun, ada banyak hal yang tidak bsa dinilai dari materi. Ketika tiba-tiba kami mendapatkan banyak nikmat dari Ilahi. Tidak ada kata lain selain bersyukur atas semuanya.

Nikmat pemberian-Nya memang tidak terhitung. Manusia tidak sanggup menghitung jutaan nikmat dari Allah. Sebagaimana tercantum dalam kitab suci Alquran surat Annahl ayat 18.

Doa di Anniversary

Seperti lazimnya pasangan yang lain. Apalagi ini baru tahun pertama. Akan ada tahun-tahun selanjutnya. Bila Kami diberi umur panjang Doa Kami pernikahan ini sakinah, mawaddah war-rahmah, dan bahagia. Kami pun segera dikaruniai putra-putri yang saleh dan salihah. Amin.  

Surabaya, 04 September 2019

#ODOP

#EstrilookCommunity #Day2

Minggu, 01 September 2019

Menyambut Tahun Baru 1441 Hijriah


sumber: canva.com
Awal tahun baru hijriah, tanggal satu Muharam 1441 H, bertepatan dengan tanggal 1 September 2019. Angka tahun yang cantik. Mau dibolak-balik tetap sama. Itu kata pak ustaz tadi di masjid Abu Adenan Gunung Sari Indah Surabaya. Rumah kontrakanku kebetulan selang tiga rumah dari masjid. Jadi, setiap masjid mengadakan kegiatan, aku bisa mendengarkan dari rumah.
 Salah satu doa dari suamiku terjawab sudah. Mendapatkan rumah dekat dengan masjid. Rumah di Kudus juga dekat dengan langgar. Sehingga, setiap mau salat berjemaah tidak perlu jalan terlalu jauh.
Ada banyak doa di awal tahun. Tradisi di keluarga pun begitu. Biasanya kami mengawali dengan berdoa bersama di rumah. Maklum, sejak bekerja kembali, aku tidak bisa setiap saat ikut kegiatan di masjid. Hanya pada waktu tertentu, pas kebetulan di kantor tidak lembur.
Makna tahun baru bagiku sangat banyak. Aku memang tidak merayakan tahun baru ini dengan pesta ataupun yang lain. Aku hanya berharap tahun baru bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam segi apa pun.

Muhasabah Diri

Setiap tahun baru tiba, biasanya aku melakukan introspeksi diri. Pasti banyak hal yang terlewat. Maklum, namanya juga manusia. Tempat salah dan lupa. Biasanya kucatat dalam buku to do list. Buku itu memang khusu untuk menulis yang ingin kulakukan. Kalau sudah kulakukan, biasanya langsung kucoret.
                             sumber foto : koleksi Fuatuttaqwiyah
Nenek memang mengajariku untuk melakukan evaluasi setiap tahun. Terkadang beliau menanyakan keinginan atau mimpiku yang belum terlaksana, alasan tidak tercapai, dan rencana selanjutnya. Hidup yang terarah memang jauh lebih indah.
Kalau sekarang, evaluasi kulakukan bersama suami tercinta. Kami memang menuliskan semua mimpi di buku harian dan laptop. Terkadang kutuliskan di papan mimpi. Semuanya berguna untuk mengevaluasi.

Afirmasi
                           sumber foto: Indscript

Mimpi yang ditulis akan menjadi kenyataan. Setiap hal yang ingin kulakukan kutulis. Keinginan paling utama sekarang adalah lebih banyak menebar kebaikan. Bukankah orang yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Lingkungan sekitar rumah juga bisa merasakan arti kehadiran kita.
Seringkali orang membatasi diri. Merasa tidak bisa dan mampu melakukan sesuatu. Padahal sesuatu yang besar, itu berawal dari hal yang kecil. Bahkan remeh sekali pun. Contoh membuang sampah ke dalam tong sampah. Kelihatannya hal mudah. Namun, tidak semua orang mau melakukannya. Buktinya masih banyak yang membuang sampah di jalan. Bahkan di jalan raya.

Perubahan Berawal dari Diri Sendiri

Ketika melakukan perubahan apa pun itu, selalu kumulai dari diri sendiri. Sebelum menyuruh orang lain melakukan hal yang sama, setidaknya aku sudah tahu prosesnya. Jadi, tidak asal menyuruh orang alias omong doang.
Di usia yang tidak muda lagi, tentunya tujuan hidup berbeda, Tidak melulu soal dunia saja. Namun, sudah mengarah ke hal spiritual. Tentu agar semua orang merasakan kebaikn yang kubagi.

Jadwal Baru


Kegiatan harian ada yang kuubah. Ada aktivitas baru yang kumasukkan. Misal, jadwal tidur. Berhubung lagi mengikuti event menulis, maka harus ada yang kukorbankan. Aku yang biasa tidur awal, kali ini kuganti. Sebelum bobok, kusempatkan untuk menulis buat event tersebut.

Harapan Baru

Tahun baru harus optimis. Itu yang kutekankan dalam hati. Ada banyak hal yang ingin kuraih. Harapanku semoga bisa terwujud. Langkah demi langkah pun sudah kususun. Agar mimpi akan segera menjadi nyata. Bila semua ditulis, maka akan mudah dalam mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari.

Surabaya, 1 September 2019

#ODOP

#EstrilookCommunity #Day1

Rabu, 27 Februari 2019

Bahagia Mempunyai Soulmate Sejiwa

koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah

Bicara soal soulmate bikin aku tersenyum manis. Apalagi mengingat pertemuan pertama kami yang luar biasa. Semua seperti sudah diatur oleh-Nya. Proses kilat dan langsung menuju akad. Saat itu yang ada dalam pikiranku adalah ini yang terbaik dari Allah.
Sekian bulan bersama pasti ada yang berbeda. Kami masih tahap saling memahami dan terus belajar menjadi pasangan yang sehati. Terkadang kalimat alay terlontar. Sekadar membangun chemistry dan menyamakan visi misi. Aku yang serius dengan suami yang doyan bercanda.
Seperti status hari ini. Aku sedang mengetik naskah ketika ia bilang kalimat yang bikin aku tersenyum.

status di facebook tanggal 27 Februari 2019

Tahu berapa yang menyukai status alay yang kuposting di facebook hari ini? 70 orang. Ini rekor pertama menulis status alay dan dikomentari banyak orang. Biasanya statusku serius dan jarang bikin baper orang. Terima kasih yang sudah berkomentar, termasuk cikgu Artha Julie Nava.
Cerita di balik kalimat itu sebenarnya aku lagi suntuk dengan naskah buku solo yang memerlukan konsentrasi penuh. Ini pertama kali menulis buku serius dan menggunakan referensi buku yang tidak sedikit. Aku beruntung karena mempunyai koleksi buku yang lengkap untuk naskah buku solo ketiga ini.
Alhamdulillah. Puji syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan  suami yang luar biasa. Ia mendukung karir menulisku. Dari mencarikan referensi, menulis tulisan Arab, menerjemahkan referensi, dan teman diskusi yang menyenangkan.

Kebetulan aku dan suami sama-sama suka menulis dan membaca buku, Setelah sekian tahun vakum, beliau mau menulis lagi. Ada dua buku antologi  yang sudah ditulis tahun lalu yakni 888 Quotes Kebaikan dan Reminisensi Guru. Sampai sekarang masih banyak teman suami yang menyangsikan kemampuan menulisnya.

Mempunyai pasangan sevisi misi itu asyik. Kami biasa berdiskusi dan saling melengkapi. Apalagi kalau sudah membahas kitab kuning. Bisa berjam-jam diskusinya. Beliau juga tidak protes ketika aku harus menyelesaikan naskah hingga larut atau sedang Blog Walking (BW). Maka nikmat manakah yang kaudustakan?
Bersyukur dan berdoa agar cinta kami abadi. Seperti lagu Fatur Selalu Untuk Selamanya.
Bersandar di pelukmu
Menatap di matamu
Apakah kauragu padaku
Kini aku ragu padamu

Reff
Adakah cinta yang tulus kepadaku
Adakah cinta yang tak pernah berakhir
Adakah cinta yang tulus kepadakau
Adakah cinta yang tak pernah berakhir
Selalu untuk selamanya

Termenung di keningmu
Basah di matamu
Apakah itu caramu
Untuk membuktikaancintamu

Sesungguhnya dirimu di hatiku
Dan diriku di hatimu
Walau ada ragu yang membara
Ragu yang harus kaujawab
Oo uu aaha
Back to reff
Ini link youtubenya https://www.youtube.com/watch?v=i8yoFpqG0yU

Mau baper lagi? Melodi Cinta, Love Behind The Scene, dan Jejak Cinta Separuh Jiwa. Ketiga buku membahas tentang cinta dengan segala rasanya. Penasaran seperti apa isinya? Langsung saja baca.  Bagi yang belum punya, bisa order kepadaku, di wa.me/6285820123217. 

Undaan Kidul, Kudus, 27 Februari 2019

#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day33
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day15


Sumber foto
Koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah
Youtube.com
facebook.com






Selasa, 26 Februari 2019

Lagu Cinta Nyanyian Suara Hati

koleksi: Fuatuttaqwiyah

             Bicara lagu cinta jadi mengingat zaman awal aku dan suami menyatukan hati. Kalau ingat jadi tersenyum sendiri. Masa penantian menjelang pernikahan suami sering kirim lagu cinta. Selain bait-bait cinta di pesan Whatsapp yang rencananya mau dibukukan. Saat ini sedang proses editing. Nantikan saja dokumentasi nada-nada cinta kami. Mohon doa semoga dimudahkan dan dilancarkan proses terbitnya. Amin. 
Kembali ke lagu cinta. Aku sampai mencari di pesan WA. Menelusuri jejak beberapa bulan lalu. Hasilnya adalah lagu Inka Christie berjudul Nyanyian Suara Hati. Seringnya aku mendengar lagu ini malam hari. Komunikasi kami selama masa penantian memang intensif di malam hari. Maklum sebagai pengajar, seharian aku sibuk di sekolah. Bahkan sore pun aku masih mengajar privat. Malam pun kadang aku ada kelas daring.
Kutulis naskah ini dengan ditemani suara Inka Christie menyanyikan lagu favoritku dan suami. Ketika itu memang banyak yang menyangsikan cinta kami. Di antara doa-doa yang mengangkasa, ada juga yang meragukan niat baik kami. Kekuatan doa dan batin yang berserah kepada Allah itu menjadi modal utama kami melewati semuanya.

Alhamdulillah, cinta kami akhirnya menang. Kami bisa menikah dan menjalani pernikahan yang bahagia. Usia pernikahan kami memang masih dalam hitungan bulan, masih harus banyak belajar. Memahami pasangan memang tidak mudah. Aku harus belajar memahami suami dengan karakternya yang unik. Begitu juga suami. Memahami karakterku yang tidak bisa diam.
Satu hal yang kusyukuri suami mendukung karir literasiku. Beliau tidak pernah protes ketika aku harus di depan laptop untuk durasi yang lama. Malah beliau sering membantuku mencari referensi tulisan. Aku sangat beruntung mendapatkan pasangan yang tidak neko-neko. Maka nikmat manakah yang kaudustakan?
Ini lirik lagu Nyanyian Suara Hati yang bikin baper menurutku.
Biar mereka bicara
Tentang diriku kekasih 
Namun rindu hati  ini
Hanya untukmu
Biar petir menggelegar
Biar pun bumi bergoncang
Takkan goyah
Cinta ini hanya untuk dirimu
Cintaku bagai samudera
Bergelombang di lautan luas
Haruskah aku bersumpah
Demi Tuhan
Sambutlah matahari
Hangatkan diri ini
Cintaku dan cintamu tak terpisahkan
Nyanyian suara hati
Bergelora di dada
Biarkan mereka bicara
CInta kita satu
Ini link youtubernya
Kalau mau lebih baper baca buku Melodi Cinta (bukan promosi, tetapi usaha biar bukuku laris manis).


Undaan Kidul, Kudus, 26 Februari 2019
 sumber foto:
koleksi pribadi Fuatuttaqwiyah
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day31
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining




Senin, 25 Februari 2019

Jas Hujan Dina



“Dina, jas hujannya jangan lupa dibawa, ya!” kata Mama kepada Dina yang akan berangkat ke sekolah.
“Iya, Ma,” jawab Dina sambil cemberut. Mama tidak tahu kalau aku itu malas membawa jas hujan. Tasku menjadi berat. Teman-temanku juga tidak ada yang bawa. Jas hujannya kutinggal saja.
Dina pun meletakkan kembali jas hujan di rak bukunya.
“Ma, Dina pamit, ya,” kata Dina sambil mencium tangan mama.
Di sekolah Dina mengikuti pelajaran dengan setengah hati. Ia masih teringat dengan jas hujan yang sengaja ditinggalkan di rumah. Bagaimana kalau mama tahu?
Ketika Dina mau pulang ke rumah, hujan turun tiba-tiba.
“Ya hujan,” kata Dina kepada Dewi.
“Kenapa?” tanya Dewi.
“Aku tidak bawa jas hujan. Kukira hari ini panas,” jawab Dina.
“Sama. Aku juga tidak bawa jas hujan. Kita tunggu saja sampai hujan reda,” kata Dewi.
Semua murid satu per satu sudah pada pulang. Dewi baru saja dijemput mamanya. Tinggallah Dina seorang diri di sekolah.
“Dina belum pulang?” tanya Pak Mitro penjaga sekolah.
“Belum, Pak. Dina menunggu hujan reda,” jawab Dina sambil tangannya bersedekap. Hawa dingin mulai masuk ke tubuhnya.
“Tunggu di ruang bapak saja,” perintah Pak Mitro. Semua pintu kelas memang sudah dikunci. Dina menunggu di luar kelas.
“Iya, Pak.” Dina pun segera ke ruang Pak Mitro. Ruang Pak Mitro terletak di dekat gerbang sekolah. Ada pintu dan jendela yang bisa ditutup sehingga air tidak masuk. Dina pun memilih duduk di ruangan itu. Matanya melihat jam di dinding. Sudah satu jam hujan masih belum reda. Apa aku nekad menerobos hujan? Mama pasti akan marah kalau aku melakukan itu. Apalagi bukuku bisa basah.
Perut Dina berbunyi. Pertanda Dina mulai lapar. Bekal tadi pagi sudah habis. Uang sakunya pun sudah habis untuk jajan. Ya Allah, semoga hujan segera reda. Dina berdoa dalam hati.
Hujan masih turun rintik-rintik ketika Dina memutuskan untuk pulang. Pak Mitro berusaha mencegahnya. Namun, Dina tetap nekad pulang.
“Assalamualaikum, Dina pulang,” ucap Dina ketika sudah sampai rumahnya.
“Lho kok baju Dina basah semua? Bukannya tadi pagi Mama minta Dina membawa jas hujan?” tanya Mama saat Dina mencium tangannya.
“Maafkan Dina, Ma. Tadi jas hujannya Dina tinggal.” Dina langsung menundukkan kepala. Ia tidak berani melihat Mamanya.
Mama hanya mampu mengelus dada.
“Dina menyesal tidak menuruti Mama. Kalau Dina tadi bawa jas hujan, mungkin sudah pulang dari tadi,” cerita Dina.
“Kenapa tidak menunggu hujan reda?” tanya Mama.
“Dina kedinginan dan kelaparan. Makanya Dina lari menerobos hujan,” jawab Dina.
Mama memeriksa tubuh Dina yang mulai menggigil.
“Sekarang Dina mandi, kemudian makan, tetapi siapkan sendiri. Sayurannya tinggal dipanaskan,” perintah Mama.
“Iya, Ma. Terima kasih tidak memarahi Dina,” kata Dina.
“Mau marah bagaimana? Dina sudah basah kuyup begitu. Nanti bisa sakit kalau tidak segera mandi.”
“Maafkan Dina,” kata Dina sambil mencium tangan Mama.
“Selesai mandi, jangan lupa masukkan jas hujan ke dalam tas,” perintah Mama.
“Iya, Ma,” jawab Dina.
#NubarSumatera
#ChallengeMenulis
#day31
#Nderes Literasi
#SehariSatuParagraf
#Eladibastore
#Eladibatraining
#Day13
Sumber foto: pixabay.com