Minggu, 01 September 2019

Menyambut Tahun Baru 1441 Hijriah


sumber: canva.com
Awal tahun baru hijriah, tanggal satu Muharam 1441 H, bertepatan dengan tanggal 1 September 2019. Angka tahun yang cantik. Mau dibolak-balik tetap sama. Itu kata pak ustaz tadi di masjid Abu Adenan Gunung Sari Indah Surabaya. Rumah kontrakanku kebetulan selang tiga rumah dari masjid. Jadi, setiap masjid mengadakan kegiatan, aku bisa mendengarkan dari rumah.
 Salah satu doa dari suamiku terjawab sudah. Mendapatkan rumah dekat dengan masjid. Rumah di Kudus juga dekat dengan langgar. Sehingga, setiap mau salat berjemaah tidak perlu jalan terlalu jauh.
Ada banyak doa di awal tahun. Tradisi di keluarga pun begitu. Biasanya kami mengawali dengan berdoa bersama di rumah. Maklum, sejak bekerja kembali, aku tidak bisa setiap saat ikut kegiatan di masjid. Hanya pada waktu tertentu, pas kebetulan di kantor tidak lembur.
Makna tahun baru bagiku sangat banyak. Aku memang tidak merayakan tahun baru ini dengan pesta ataupun yang lain. Aku hanya berharap tahun baru bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam segi apa pun.

Muhasabah Diri

Setiap tahun baru tiba, biasanya aku melakukan introspeksi diri. Pasti banyak hal yang terlewat. Maklum, namanya juga manusia. Tempat salah dan lupa. Biasanya kucatat dalam buku to do list. Buku itu memang khusu untuk menulis yang ingin kulakukan. Kalau sudah kulakukan, biasanya langsung kucoret.
                             sumber foto : koleksi Fuatuttaqwiyah
Nenek memang mengajariku untuk melakukan evaluasi setiap tahun. Terkadang beliau menanyakan keinginan atau mimpiku yang belum terlaksana, alasan tidak tercapai, dan rencana selanjutnya. Hidup yang terarah memang jauh lebih indah.
Kalau sekarang, evaluasi kulakukan bersama suami tercinta. Kami memang menuliskan semua mimpi di buku harian dan laptop. Terkadang kutuliskan di papan mimpi. Semuanya berguna untuk mengevaluasi.

Afirmasi
                           sumber foto: Indscript

Mimpi yang ditulis akan menjadi kenyataan. Setiap hal yang ingin kulakukan kutulis. Keinginan paling utama sekarang adalah lebih banyak menebar kebaikan. Bukankah orang yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Lingkungan sekitar rumah juga bisa merasakan arti kehadiran kita.
Seringkali orang membatasi diri. Merasa tidak bisa dan mampu melakukan sesuatu. Padahal sesuatu yang besar, itu berawal dari hal yang kecil. Bahkan remeh sekali pun. Contoh membuang sampah ke dalam tong sampah. Kelihatannya hal mudah. Namun, tidak semua orang mau melakukannya. Buktinya masih banyak yang membuang sampah di jalan. Bahkan di jalan raya.

Perubahan Berawal dari Diri Sendiri

Ketika melakukan perubahan apa pun itu, selalu kumulai dari diri sendiri. Sebelum menyuruh orang lain melakukan hal yang sama, setidaknya aku sudah tahu prosesnya. Jadi, tidak asal menyuruh orang alias omong doang.
Di usia yang tidak muda lagi, tentunya tujuan hidup berbeda, Tidak melulu soal dunia saja. Namun, sudah mengarah ke hal spiritual. Tentu agar semua orang merasakan kebaikn yang kubagi.

Jadwal Baru


Kegiatan harian ada yang kuubah. Ada aktivitas baru yang kumasukkan. Misal, jadwal tidur. Berhubung lagi mengikuti event menulis, maka harus ada yang kukorbankan. Aku yang biasa tidur awal, kali ini kuganti. Sebelum bobok, kusempatkan untuk menulis buat event tersebut.

Harapan Baru

Tahun baru harus optimis. Itu yang kutekankan dalam hati. Ada banyak hal yang ingin kuraih. Harapanku semoga bisa terwujud. Langkah demi langkah pun sudah kususun. Agar mimpi akan segera menjadi nyata. Bila semua ditulis, maka akan mudah dalam mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari.

Surabaya, 1 September 2019

#ODOP

#EstrilookCommunity #Day1

0 komentar:

Posting Komentar