koleksi fuatuttaqwiyah
Sebuah pesan masuk ke gawaiku.
Happy Anniversary!
Semoga sakinah mawaddah war-rahmah.
Tidak terasa ya sudah setahun.
Aku tersenyum mengingat setahun kemarin. 2-09-2018.
Tanggal cantik. Serba Sembilan. 2 x 9= 18. 18 : 2 =18. Entah kenapa aku suka
angka sembilan. Kebetulan kisah suka ataupun duka di tanggal yang berunsur
sembilan. Kapan-kapan saja kuceritakan hal itu.
Peringatan Anniversary
Aku dan suami tidak mengadakan acara khusus. Apalagi
suami baru pulang dari luar kota. Beliau berusaha untuk pulang pas tanggal
tersebut. Kuhargai usahanya tersebut. Kusambut beliau dengan suka cita.
Setahun bersama bukan hal yang mudah. Apalagi ada beda
di antara kita. Suami yang suka melihat sesuatu dengan sederhana. Sebaliknya
aku melihat sesuatu dengan terperinci. Perbedaan sudut pandang ini sering
menimbulkan perdebatan. Sejauh ini sih asik saja. Kami berdebat tentang banyak
hal.
Kontrak
Seumur Hidup
Pernikahan adalah hubungan seumur hidup. Agar bisa
langgeng diperlukan banyak hal. Terkadang cinta saja tidak cukup. Bekal cinta
itu hanya ada di awal. Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga akan
banyak aral dan coba. Sebagian selamat sampai tujuan. Banyak juga yang karam di
tengah lautan luas.
Memahami pasangan pun demikian. Bekalku kala itu ya
rida Allah. Kalau Allah meridai pernikahan ini, aral dan rintang itu lewat
begitu saja. Apa pun yang terjadi, kukembalika kepada Allah. Sehingga riak-riak
pernikahan tidak pernah membuat kening berkerut.
Adaptasi
Dua orang bersatu dalam kurun waktu yang lama.
Adaptasi diperlukan agar pernikahan awet. Aku tentu bermimpi pernikahan ini
langgeng hingga mencapai kakek dan nenek. Amin. Makanya, aku berusaha saling
memahami satu sama lain.
Proses adaptasi ini tidak lama. Pada dasarnya kami
mirip satu sama lain. Dari segi hobi nulis, jalan-jalan, dan baca buku. Sehingga,
kebiasaan jalan-jalan masih kami teruskan. Tentu saja menyesuaikan waktu dan
kondisi. Maklum Kami sama-sama kerja. Jadi, harus meluangkan waktu banget.
Hobi yang sama membuat
beliau tidak keberatan ketika aku harus tidur larut malam demi sebuah
naskah. Terkadang aku harus bangun pagi-pagi juga untuk menulis naskah. Paling
beliau mengingatkan waktu istirahat dan jaga kesehatan.
Setiap hal kecil yang tidak kusuka, langsung
kusampaikan ke suami. Begitu pun sebaliknya. Kami saling mengoreksi satu sama
lain. Maklum, aku yang terbiasa mandiri, kali inin apa pun yang kulakukan tentu
harus seizin suami.
Mimpi yang Sama
Dari awal menikah tujuan Kami adalah meraih rida
Ilahi. Jadi, banyak mimpi yang kami tulis, semua disandarkan kepada Allah.
Salah satunya tentu bermanfaat bagi semua orang. Sebagaimana hadis Nabi
Muhammad saw. yang artinya sebaik-baik mausia adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia. Bukan hal yang muluk. Soal materi, Kami kembalikan
kepada Allah.
Ada saatnya materi menjadi pendukung untuk kehidupan
kami. Namun, ada banyak hal yang tidak bsa dinilai dari materi. Ketika
tiba-tiba kami mendapatkan banyak nikmat dari Ilahi. Tidak ada kata lain selain
bersyukur atas semuanya.
Nikmat pemberian-Nya memang tidak terhitung. Manusia
tidak sanggup menghitung jutaan nikmat dari Allah. Sebagaimana tercantum dalam
kitab suci Alquran surat Annahl ayat 18.
Doa di Anniversary
Seperti lazimnya pasangan yang lain. Apalagi ini baru
tahun pertama. Akan ada tahun-tahun selanjutnya. Bila Kami diberi umur panjang Doa
Kami pernikahan ini sakinah, mawaddah war-rahmah, dan bahagia. Kami pun segera
dikaruniai putra-putri yang saleh dan salihah. Amin.
Surabaya, 04 September 2019
#ODOP
#EstrilookCommunity #Day2
0 komentar:
Posting Komentar