Selasa, 03 September 2019

365 Hari Bersamamu

koleksi fuatuttaqwiyah

Sebuah pesan masuk ke gawaiku.

Happy Anniversary!
Semoga sakinah mawaddah war-rahmah.
Tidak terasa ya sudah setahun.

Aku tersenyum mengingat setahun kemarin. 2-09-2018. Tanggal cantik. Serba Sembilan. 2 x 9= 18. 18 : 2 =18. Entah kenapa aku suka angka sembilan. Kebetulan kisah suka ataupun duka di tanggal yang berunsur sembilan. Kapan-kapan saja kuceritakan hal itu.

Peringatan Anniversary

Aku dan suami tidak mengadakan acara khusus. Apalagi suami baru pulang dari luar kota. Beliau berusaha untuk pulang pas tanggal tersebut. Kuhargai usahanya tersebut. Kusambut beliau dengan suka cita.
Setahun bersama bukan hal yang mudah. Apalagi ada beda di antara kita. Suami yang suka melihat sesuatu dengan sederhana. Sebaliknya aku melihat sesuatu dengan terperinci. Perbedaan sudut pandang ini sering menimbulkan perdebatan. Sejauh ini sih asik saja. Kami berdebat tentang banyak hal.

      Kontrak Seumur Hidup

Pernikahan adalah hubungan seumur hidup. Agar bisa langgeng diperlukan banyak hal. Terkadang cinta saja tidak cukup. Bekal cinta itu hanya ada di awal. Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga akan banyak aral dan coba. Sebagian selamat sampai tujuan. Banyak juga yang karam di tengah lautan luas.

Memahami pasangan pun demikian. Bekalku kala itu ya rida Allah. Kalau Allah meridai pernikahan ini, aral dan rintang itu lewat begitu saja. Apa pun yang terjadi, kukembalika kepada Allah. Sehingga riak-riak pernikahan tidak pernah membuat kening berkerut.

Adaptasi

Dua orang bersatu dalam kurun waktu yang lama. Adaptasi diperlukan agar pernikahan awet. Aku tentu bermimpi pernikahan ini langgeng hingga mencapai kakek dan nenek. Amin. Makanya, aku berusaha saling memahami satu sama lain.

Proses adaptasi ini tidak lama. Pada dasarnya kami mirip satu sama lain. Dari segi hobi nulis, jalan-jalan, dan baca buku. Sehingga, kebiasaan jalan-jalan masih kami teruskan. Tentu saja menyesuaikan waktu dan kondisi. Maklum Kami sama-sama kerja. Jadi, harus meluangkan waktu banget.

Hobi yang sama membuat  beliau tidak keberatan ketika aku harus tidur larut malam demi sebuah naskah. Terkadang aku harus bangun pagi-pagi juga untuk menulis naskah. Paling beliau mengingatkan waktu istirahat dan jaga kesehatan.

Setiap hal kecil yang tidak kusuka, langsung kusampaikan ke suami. Begitu pun sebaliknya. Kami saling mengoreksi satu sama lain. Maklum, aku yang terbiasa mandiri, kali inin apa pun yang kulakukan tentu harus seizin suami.

Mimpi yang Sama

Dari awal menikah tujuan Kami adalah meraih rida Ilahi. Jadi, banyak mimpi yang kami tulis, semua disandarkan kepada Allah. Salah satunya tentu bermanfaat bagi semua orang. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya sebaik-baik mausia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. Bukan hal yang muluk. Soal materi, Kami kembalikan kepada Allah.

Ada saatnya materi menjadi pendukung untuk kehidupan kami. Namun, ada banyak hal yang tidak bsa dinilai dari materi. Ketika tiba-tiba kami mendapatkan banyak nikmat dari Ilahi. Tidak ada kata lain selain bersyukur atas semuanya.

Nikmat pemberian-Nya memang tidak terhitung. Manusia tidak sanggup menghitung jutaan nikmat dari Allah. Sebagaimana tercantum dalam kitab suci Alquran surat Annahl ayat 18.

Doa di Anniversary

Seperti lazimnya pasangan yang lain. Apalagi ini baru tahun pertama. Akan ada tahun-tahun selanjutnya. Bila Kami diberi umur panjang Doa Kami pernikahan ini sakinah, mawaddah war-rahmah, dan bahagia. Kami pun segera dikaruniai putra-putri yang saleh dan salihah. Amin.  

Surabaya, 04 September 2019

#ODOP

#EstrilookCommunity #Day2

0 komentar:

Posting Komentar