Jumat, 04 Januari 2019

4. Rewang Menjaga Tradisi Gotong Royong di Desa Undaan


Hidup di desa memang enak. Apalagi setiap ada hajatan, pasti semua tetangga membantu. Tradisi gotong-royong masih mengakar kuat di desa. Berbeda dengan di kota yang cenderung sendiri-sendiri. Bahkan tetangga depan rumah pun tidak kenal. Di desa sebaliknya. Semua kenal satu sama lain. Kalaupun tidak kenal, biasanya karena sudah merantau lama di ibukota. Maklum di desa ada setiap tahun pasti ada kelahiran dan kematian. Aku pun termasuk yang tidak hafal dengan pendatang baru.
Aku sekarang tinggal di Desa Undaan Kidul. Kebetulan kemarin ada hajatan di sebelah rumah. Ada tradisi namanya rewang (Bahasa Jawa) artinya bantu, bukan pembantu. Rewang artinya membantu orang yang punya hajat. Bantuannya berupa tenaga dan materi. Selain membantu tenaga dari awal hingga akhir acara, biasanya ketika datang pertama orang yang mau rewang membawa barang atau uang.
Nominal uang atau barang mengikuti adat kebiasaan setempat. Tentu saja seiring dengan perkembangan zaman. Masing-masing desa mempunyai ukuran berbeda. Desaku sebelumnya Kwatangan, menggunakan uang untuk membantu orang yang hajatan. Sedangkan Desa Undaan Kidul menyumbang barang berupa beras, mi, dan gula pasir. Bila masih saudara ditambah uang.
Di Undaan, kalau ada hajatan, hampir sedesa datang untuk rewang. Biasanya mereka datang sehari sebelum hari H. Acara dimulai dengan mengirimkan nasi ke seluruh penduduk desa. Nasi ini ditempatkan di panci/tempat nasi dari plastik. Isinya nasi, lauk, sncak, dan krupuk. Setelah itu dibungkus dalam tas plastik.
Aku kebagian membantu menyiapkan snack untuk esok hari. Padahal di Kota Tangerang tidak pernah membuat snack. Untung cuma bantu di bagian lemper. Makanan yang terbuat dari ketan dengan isian srundeng manis. Orang-orang sempat menggodaku. Mungkin karena aku lama di kota, dikira tidak bisa memasak. Alhamdulillah masih bisa bantu membungkus lemper.
Paginya aku masih rewang. Kali ini kebagian di depan kompor. Masih membantu membuat snack. Ada wingko goreng, bakwan, dan pisang goreng. Soal wingko ini ada ceritanya. Rencana mau dibuat bentuk bulat, tetapi tidak bisa. Adonannya terlalu lembek. Jadi, daripada mubazir, dibuatlah wingko goreng. Luamayan dapat ilmu baru. Rasanya sama dengan wingko khas Semarang. Adonannya juga sama. Perbedaannya di cara memasak. Wingko Semarang dibakar, wingko Undaan digoreng.
Makanan yang dibuat untuk hajatan ukurannya dibuat kecil. Cara penyajian diletakkan di piring dan disuguhkan di meja. Ada yang bertugas menata dan menyajikan kue.
Di hari H, untuk makan dan snack boleh ambil sendiri. Di Undaan, hajatan rata-rata prasmanan. Namun, ada petugas yang mengambilkan. Soal menu, tergantung kepada tuan rumah yang punya hajat.
Menu andalan pindang daging kerbau. Dari segi warna seperti rawon, hanya dari rasa sangat berbeda. Pindang daging kerbau lebih mak nyus. Penasaran, kan? Datanglah ke Kudus. Pasti akan ketagihan makanan pindang ini.
Perewang boleh pulang setelah tidak ada yang dikerjakan. Jadi, tidak harus menunggu hajatan selesai. Soalnya hajatan di sini bisa sampai malam. Bisa tepar kalau dituruti.
Esok paginya hanya beberapa orang yang rewang, karena tinggal bersih-bersih. Biasanya yang rewang hari sebelumnya dikirimi nasi sepanci dan lauk. Itulah tradisi rewang di Desa Undaan yang masih dipelihara. Aku senang masih bisa menyaksikan tradisi yang masih hidup hingga saat ini.
Aku tidak menyesal pindah ke Undaan. Ini pengalaman terindah. Menjadi Blogde alias blogger ndeso. Tunggu kisahku besok. Masih dari Desa Undaan.

#ODOP #estrilook  #day4

14 komentar:

  1. Setiap tempat punya tradisi sendiri ya mba Fu. Alhamdulillah di desa Undaan, semangat gotong royongnya masih terjaga 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak. senang masyarakat masih rukun dan bekerja sama

      Hapus
  2. Saya juga tinggal di desa mbak. Masih ada tradisi rewang. Tp saat banyak musim nikahan memang jadi sangat melelahkan karena banyak tempat yg didatangi ☺ Biasanya habis rewang banyak yg masuk angin karena kelelahan hehhee

    BalasHapus
  3. Klu di Jawa Tengah namanya rewang yang bantu-bantu saat ada yang mengadakan hajat. Klu di Malang nmanya Mbiyodo mba...Beda tempat beda istilah yaa... Tp intinya sama membantu tetangga yang punya hajat. Selamat menikmati jadi Blogde... Hehe... Yg ini baru dgr istilahnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru tahu di malang mbiyodo. istilah baru nih. blonde singkatan blogger ndeso, hehe

      Hapus
  4. Wah rewang jadi salah satu tradisi desa yg gak ada di kota ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. di kota soalnya sudah pakai catering. jadi nggak ada bantu bantu

      Hapus
  5. Tradisi rewang ini yg gak pernah ada di kota. Sebagai anak rantau kadang kangen juga rewang tempat tetangga, kumpul dan ketemu sama warga lainnya. Aih jadi pengen pulang kampung

    BalasHapus
    Balasan
    1. bikin rindu kampung ya. ini tradisi desa yang harus dilestarikan

      Hapus
  6. Jadi pengen pulang kampung, ingat masa-masa remaja ikut rewang. Asyiknya tuh bisa sambil ngerumpi hihihi

    BalasHapus
  7. Bu RW di tempat saya
    rajinnn banget mb
    kalo ada yang jarang nongol di acara kampung
    langsunglah ditegor
    "ayoo gak pernah keluar"

    termasuk saya nih
    wkkwkwk

    padahal bukan karena jarang keluar rumah
    tapi kebanyakan keluar rumahhh :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. asyik tuh. punya Bu RW rajin. selamat menikmati ditegur bu RW

      Hapus