Ini masih tentang
makanan. Kali ini tentang gethuk. Salah satu makanan yang paling laris di Pasar
Wage. Sebagai pendatang baru di Undaan, mencicipi makanan tradisional menjadi
kenikmatan tersendiri. Apalagi lokasi pasar yang sangat dekat dengan rumah.
Cukup jalan kaki, berdua sama suami, sudah sampai pasar.
Pedagang gethuk
biasanya sudah diserbu pembeli. Pernah aku dan suami datang agak siang,
gethuknya sudah habis. Padahal pedagang gethuknya banyak. Tetap saja gethuk
cepat habis.
Gethuk biasanya
diletakkan di tampah. Warna pun banyak. Ada merah, kuning, hijau, cokelat. Ada
juga ketan, tiwul, dan cenil yang digunakan sebagai campuran.
Pedagang gethuk ada
yang sudah tua, setengah tua, dan masih muda. Semua pedagang gethuk sangat
ramah. Di Pasar Wage Undaan ini, ada sekitar enam pedagang gethuk. Semua dengan
ciri khas yang berbeda. Ada yang memakai horog ( makanan khas Jepara). Ada yang
hanya dua macam, gethuk warna hijau dan kuning.
Pedagang gethuk
biasanya menggunakan tenggok sebagai penyangga tampah. Barang yang tidak lupa
dibawa adalah parut. Mereka lebih suka memarut kelapa sebagai toping di atas
gethuk. Tanpa kelapa, rasa gethuk akan hambar.
Gethuk paling enak
disantap selagi hangat. Kalau mau dingin, tidak apa-apa. Bila mau disimpan
untuk sore hari, mintalah tanpa kelapa.
Harga Gethuk
Harga gethuk mulai
dari Rp500,00-Rp2.000,00. Ada juga yang beli Rp5.000,00. Kebanyakan beli
kisaran harga seribu atau lima ratus rupiah. Murah, bukan?
Bungkus Gethuk
Ada tiga bungkus
gethuk yang dipakai. Daun pisang, jati, dan kertas minyak. Di Pasar Wage
Undaan, yang memakai kertas hanya satu pedagang gethuk. Selebihnya mereka
menggunakan daun jati atau pisang.
Daun pisang atau jati
memang membawa citra rasa tersendiri. Bau alami membuat kenangan menari di
pelupuk mata. Sok sentimentil. Padahal antara jati dan pisang jelas berbeda.
Antrean Beli Panjang
Pedagang yang paling
banyak antreannya ya gethuk. Pembeli menyerbu pedagang gethuk sampai tidak
kelihatan tubuh penjual dan gethuknya. Bahkan para pedagang sayuran keliling,
sudah pesan duluan beberapa bungkus. Terkadang sampai berpuluh-puluh bungkus.
Biasanya pedagang sayuran beli yang harga Rp500,00.
Tertarik untuk mencicipi?
Segera ke Pasar Wage Undaan, yuk.
#ODOP #estrilook #day8
Wah, yang jual gethuk sampe engga kelihatan ya, mbak saking larisnya. Keluarga saya juga pencinta gethuk mb, apalagi dibanyakin kelapa parutnya. Kali tiwul udah langka di tempat saya.
BalasHapussuka bangeeet sama getuk, akutuh. Duh ngiler. kalo aku pulkam ke solo juga yang di cari getuk di pasar. ah kangeeen hehe.
BalasHapusMakanan yg susah dicari saat ini. Hanya di tempat tertentu bisa menemui kuliner ini.
BalasHapussaya termasuk penggemar gethuk. Apalagi pas hamil muda, sumber karbohidrat yang selalu dirindukan. Sayang banget di sini susah nyarinya
BalasHapusGetuk singkong bungkus daun jati, ditambah jongkong, tiwul, grawul dan sebagainya. Halah saya malah jadi kangen sama kampung halaman. Makanan tradisional kayak gini selalu enak di lidah, sehat juga dan yang suka bikin heran kenapa harganya tetap aja sangat murah. Padahal apa-apa udah mahal lho, getuk tetap bertahan dengan ciri ekonomisnya.
BalasHapusMakanan tradisional yang ku suka, getuk harganya ekonomis
BalasHapusWaahhh jajanan tradisional macam gethuk nih kesukaanku banget mb. Biar kata jajan ndeso, rasanya tiada tara... Hege
BalasHapusSaya suka gethuk. Tapi anak2 saya tidak suka. Sepertinya mereka kurang banyak mencoba makanan tradisional. Jadi kepingin 😋
BalasHapusSaya paling suka kalau gethuknya dibungkus daun jati. Wangi wangi gimana gitu. Tapi sekarang sudah jarang menggunakan daun jati, sudah tergantikan oleh kertas. Di sini sudah jarang lewat penjual gethuk.
BalasHapusWah gethuk, udah lama banget ga liat penganan yg satu ini. Terakhir waktu masih SD kalo ga salah. Gethuknya laris manis ya mbaaak.
BalasHapusGethuk salah satu makanan favorit keluarga. Terutama suami paling sukaa.., tapi belum tahu bagaimana rasa getuknya yg disana Mba jadi penasaran.
BalasHapusGethuk itu makanan ndeso yang yummy hehe. Anak keduaku sukak banget makan ini mba. Apalagi kalo masih anget, trus minum teh nasgithel wuihhhh pagi-pagi langsung teges. Dintempatku masih banyak juga yang jualan gethuknpake alas daun kayak gini. Murah meriah hore tenan.
BalasHapusI love gethuk. Apalgi kalau ditambah horog-horog. Yummy... Tapi kalau di pasar tradisional sini ga pake daun jati laagi. Sudah dapatnya sih mbak
BalasHapus