Senin, 22 Januari 2018

Leiden, I'm Coming


Leiden adalah kota yang ingin kukunjungi sejak zaman kuliah. Di kota tersebut terdapat Universitas Leiden, sebuah universitas tertua di negeri Belanda dan didirikan pada tahun 1575 oleh Pangeran Willem van Oranje.
Aku mendengar kota Leiden pertama kali dari dosenku. Beliau alumni Universitas Leiden. Kampus tempatku kuliah memang mengadakan kerja sama dengan universitas yang dikenal sebagai universitas riset. Alumninya mayoritas menjadi peneliti. Pilihan jurusannya pun sangat banyak.
Aku yang terobsesi dengan Universitas Leiden, sampai membuat peta mimpi. Segala usaha dan perjalanan kuarahkan ke sana. Mulai dari mengunjungi website, perpustakaan, hingga mencari profil alumninya. Semua serba Universitas Leiden. Aku pun sudah ancang-ancang dengan jurusan dan beasiswa yang akan kuambil.
Impian hanya tinggal di catatan dinding kamar. Ia tidak mati. Tulisannya masih ada di sudut kamar. Aku masih berharap bisa mengunjungi kampus tertua itu di tahun 2018.
Mau tahu jurusan yang akan kuambil bila kuliah di Leiden? Sastra Jawa. Dosenku bilang bila ingin belajar tentang Sastra Jawa, Universitas Leidenlah pilihan yang tepat. Koleksi buku Sastra Jawa terlengkap ada di sana. Kitab-kitab kuno karya pujangga Jawa dibawa ke Leiden sejak masa penjajahan dulu. Aku patut mengucapkan terima kasih buat pemerintah Belanda yang telah menjaga kitab warisan nusantara. Bila disimpan di Jawa mungkin sudah musnah. Arsip-arsip di Belanda tertata rapi. Itulah yang berbeda dari bangsa kita.
Hal lain yang menarik dari Leiden adalah kanal-kanal yang mengelilingi kotanya. Menyusuri sungai Rijn (Rhine) yang bercabang dua, yaitu Oud Rijn dan Neeuwe Rijn. Pada musim panas menjadi wisata air dan ketika musim salju menjadi arena skating yang sangat menarik.
Sepanjang sungai mata akan disuguhi bangunan kuno yang menarik. Kita bisa makan malam di atas perahu. Kebayang kalau ke sana bersama pasangan bakalan menjadi kenangan yang tidak akan lupa.
Udara di Leiden sangat bersih. Sungainya pun bersih, tanpa sampah, dan dikelilingi oleh pepohonan dan taman yang menarik. Masyarakat Leiden sangat toleran. Mereka sangat memperhatikan alam. Jalur sepeda dan tempat sepeda ada di setiap stasiun. Dari rumah ke stasiun menggunakan sepeda. Di stasiun tersedia pilihan tujuan berbeda setiap 10 menit.

Leiden juga terdapat dinding puisi. Puisi Aku karya Chairul Anwar terpatri indah di salah satu dinding. Banyak puisi lain yang membuat aku terharu dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Selain dinding puisi, ada juga Museum Volkenkunde yang memiliki ruang khusus berisi koleksi-koleksi dari Indonesia. Gudang ilmu tentang Indonesia juga ada di Leiden. Warisan literasi Indonesia tersimpan rapi di Leiden. Wah, jadi tidak sabar ingin segera ke sana. Semoga. Amin.

Karawaci, 22 Januari 2018.
#SatuHariSatuKaryaIIDN




0 komentar:

Posting Komentar