Oleh Fuatuttaqwiyah
El- Adiba
Menulis? Adakah yang tidak bisa? Dari TK
hingga perguruan tinggi membutuhkan ketrampilan itu. Ya minimal menulis nama
dan alamat. Bila ada yang tidak mampu menuliskannya berarti itu kegagalan
pendidikan di Indonesia.
Semua orang bisa menulis. Buktinya setiap
hari jutaan status tertulis di berbagai sosial media. Mulai dari facebook,
twitter, blog dan email. Lagi- lagi hal ini membantahkan fakta bahwa menulis
itu susah.
Bila dikumpulkan jutaan status di sosial
media bisa menjadi ratusan ide buku. Coba saja diamati. Beberapa karya yang
saya tulis pun terinspirasi dari tulisan- tulisan yang dipublish di sosial
media. So, gampang kan menulis itu?
Bagi seorang pemula, menulislah yang paling
dekat dengan diri kita. Contoh buku diary. Dalam buku tersebut kita bisa
mengungkapkan segala uneg- uneg dan perasaan kita dalam satu hari. Buatlah
sesingkat mungkin. Seperti Diary, hari ini aku bahagia. Mama memberiku uang
jajan lebih. Itu sudah cukup. Sehari satu kalimat. Dua hari dua kalimat.
Sebulan bisa tiga puluh kalimat.
Haruskah menulis dengan teori? Lupakan
teori yang membuat pusing. Ambil pulpen dan kertas lalu menulislah. Tentang
apapun. Tidak perlu harus mengandung tema atau fokus pada hal tertentu. Asal
saja dulu.
Bila itu sudah dilakukan, seminggu
kemudian, baca ulang diarymu. Susun dengan berurutan. Pasti akan jadi cerita
yang unik. Mau mencoba?
Banda Aceh, 9
Januari 2013.
0 komentar:
Posting Komentar