Sejak pulang ke desa, hampir tiap malam
suami mendatapatkan undangan kenduri. Bisa dipastikan malam hari aku tidak
perlu masak. Nasi kenduri sudah cukup untuk makan malam.
Tradisi kenduri sudah
ada sejak zaman dulu. Masyarakat Undaan sangat menjaga tradisi turun temurun
itu. Bahkan para orang tua selalu berpesan kepada ahli waris untuk melakukan
kenduri sepeninggalnya.
Uniknya ada tradisi
tidak boleh menggabungkan dua kenduri jadi satu. Misalnya, dalam satu keluarga
kakek dan nenek meninggal di waktu yang berdekatan, tetap kendurinya dua kali.
Itu yang terjadi di tetangga rumah. Peringatan 100 hari dan 1000 hari
berdekatan. Namun, karena sudah ada wasiat tidak boleh dibarengkan, akhirnya
kendurinya dibuat hari yang berbeda.
Suami bilang ini belum
seberapa. Kalau pas bulan Syaban (sebulan sebelum Ramadan), sehari bisa dua
kali kenduri. Masyarakat berlomba-lomba mengadakan kenduri untuk mengirim doa
kepada leluhur. Jadilah waktu kenduri ada dua, setelah Magrib dan Isya.
Acara kenduri biasanya
baca tahlil dan doa. Setelah selesai, nasi kenduri dibagikan ke yang hadir.
Ketika semua sudah kebagian, semua boleh pulang.
Ada juga yang setelah
membaca tahlil diberikan makan malam. Menunya tergantung tuan rumah. Namun,
bagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan tidak ada kewajiban memberikan
makan kepada yang hadir.
Nasi kenduri biasanya
diletakkan di panci atau wakul (tempat nasi) dari plastik. Di atas nasi, diberi
mika bulat, tempat lauk. Biasanya lauknya lima macam. Umumnya mi, tahu cokelat
kecil dioseng, tempe/tahu, ayam, dan sayuran berkuah santan. Umumnya dari
kacang panjang atau sayuran sejenis timun (lupa namanya).
Di atas lauk, diberi
tutup kertas selamat makan atau tulisan si pemilik hajat. Di atas tulisan ada
snack lima macam. Bugis dan apem menjadi snack wajib. Itu yang kuamati setiap
dapat kenduri. Sedangkan snack lain seperti roti, pisang, lemper, dan lain-lain
tergantung selera tuan rumah.
Semua makanan tadi
dibungkus tas plastik warna putih. Jadi, memudahkan tamu yang hadir untuk
dibawa pulang.
Itulah kenduri di Desa
Undaan. Kebersamaan antar warga masih melekat. Tidak ada perbedaan miskin kaya,
semua hadir di acara kenduri.
#ODOP #estrilook #day13 #kenduri #DesaUndaanKidul
0 komentar:
Posting Komentar